Jakarta (ANTARA) - Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, negara ini telah dipimpin oleh tujuh Presiden dengan beragam latar belakang dan kontribusi. Presiden Indonesia memegang peran ganda, yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, serta menjadi simbol resmi Indonesia di mata dunia.

Pada tahun 2004, pemilihan Presiden beserta wakilnya, dilakukan secara langsung oleh rakyat dengan masa jabatan lima tahun per periode. Setelah menjabat dua periode, presiden tidak diperbolehkan mencalonkan diri lagi.

Sistem kepresidenan ini dirancang dalam UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) , yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang pada 1 Maret 1945 untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Pada 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sebagai pengganti BPUPKI, menunjuk Soekarno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, sekaligus meresmikan lembaga kepresidenan di Indonesia.

Sejak awal kemerdekaan hingga Oktober 2024, Indonesia telah dipimpin oleh tujuh Presiden. Siapa saja mereka, dan seperti apa latar belakang serta profil singkat masing-masing? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Hak-hak prerogatif Presiden dalam sistem pemerintahan Indonesia

Daftar Presiden RI

1. Ir. Soekarno (Presiden RI ke-1)


Ir. Soekarno, yang dikenal dengan sebutan Bung Karno, merupakan Presiden pertama Republik Indonesia. Ia lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta.

Sejak muda, Soekarno aktif dalam pergerakan melawan penjajahan Belanda dan mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 1927 untuk memperjuangkan kemerdekaan. Ia berperan penting dalam merumuskan dasar negara dan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan, Soekarno ditetapkan sebagai Presiden bersama Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Masa kepemimpinannya mencatat berbagai pencapaian, seperti Konferensi Asia Afrika, pembebasan Irian Barat, dan penyelenggaraan Asian Games 1962.


2. H.M. Soeharto (Presiden RI ke-2)

H.M. Soeharto, lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta pada 8 Juni 1921 dan wafat pada 27 Januari 2008 di Jakarta. Ia merupakan Presiden kedua Indonesia setelah Ir. Soekarno.

Sebelum menjadi presiden, Soeharto berkarier di militer, mulai dari pangkat sersan KNIL hingga Jenderal Besar TNI. Ia pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad dan memimpin operasi pembebasan Irian Barat. Pada 23 Februari 1967, Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.

Soeharto memimpin Indonesia selama tiga dekade, dari 1967 hingga 1998, dengan berbagai prestasi seperti swasembada pangan, pelaksanaan program Keluarga Berencana, transmigrasi, dan program Wajib Belajar.

Baca juga: JK: Rekonsiliasi efektif saat presiden terpilih dilantik

3. Bacharuddin Jusuf Habibie (Presiden RI ke-3)

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dipanggil dengan B.J Habibie merupakan Presiden ketiga Republik Indonesia yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 dan wafat di Jakarta, 11 September 2019.

B.J. Habibie menempuh pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (sekarang ITB) dan meraih gelar Doktor dari Technische Hochschule, Jerman, pada 1965. Pada 1967, ia menjadi Guru Besar di ITB. Dikenal karena kecerdasannya, Habibie menemukan rumus untuk menghitung potensi rekahan pesawat, yang membuatnya dijuluki Mr. Crack.

Sebelum menjadi Presiden, Habibie menjabat CEO IPTN dan Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun. Ia juga memimpin proyek pesawat N250 Gatotkaca dan menjadi wakil presiden pada 1998. Setelah lengsernya Soeharto, Habibie menjadi Presiden ketiga RI dengan masa jabatan 17 bulan. Selama itu, ia menerbitkan UU Pers, UU Pemilu, serta melakukan restrukturisasi perbankan dan memisahkan BI dari pemerintah.

4. K.H Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-4)

K.H. Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, adalah Presiden keempat Indonesia, lahir di Jombang pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta pada 30 Desember 2009. Ia berasal dari keluarga ulama, putra K.H. Wahid Hasyim dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari.

Setelah menimba ilmu di Yogyakarta, Tegalrejo, Jombang, dan Mesir, Gus Dur kembali ke Indonesia untuk berkontribusi di pesantren dan NU. Pada 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, jabatan yang dipegang hingga 1994.

Gus Dur menjadi Presiden pada 1999, menggantikan B.J. Habibie. Selama masa kepemimpinannya, ia memperjuangkan toleransi, termasuk dengan mencabut Inpres No. 14/1967, yang memulihkan kebebasan beragama dan budaya bagi warga keturunan Tionghoa di Indonesia.

Baca juga: KPU tetapkan Prabowo-Gibran jadi presiden-wapres terpilih Pilpres 2024

5. Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5)

Megawati Soekarnoputri, lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947, ia merupakan Presiden kelima Indonesia dan putri kedua Presiden pertama, Ir. Sukarno. Ia menempuh pendidikan di Perguruan Cikini, Jakarta, dan sempat belajar di Universitas Padjadjaran serta Universitas Indonesia.

Megawati terjun ke politik pada 1987 dengan bergabung di PDI dan terpilih sebagai Ketua pada 1993. Kepemimpinannya memicu konflik internal, yang berpuncak pada peristiwa Kudatuli 1996.

Pada 2001, Megawati menjadi Presiden menggantikan Gus Dur. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah capaian penting diraih, termasuk pembentukan KPK, Mahkamah Konstitusi, dan pelaksanaan pemilihan presiden langsung.

6. Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI ke-6)

Susilo Bambang Yudhoyono atau dengan sebutan akrab SBY, lahir di Pacitan pada 9 September 1949. SBY adalah Presiden keenam Indonesia dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.

Berkarier di militer, SBY lulus dari Akabri pada 1973 sebagai lulusan terbaik. Ia menjabat berbagai posisi strategis, termasuk Komandan Brigade Linud 17 Kujang I/Kostrad dan Pangdam II/Sriwijaya.

Selain di militer, SBY pernah menjadi Menteri Pertambangan dan Energi serta Menko Polkam. Pada 2004, ia terpilih sebagai Presiden bersama Jusuf Kalla, dan terpilih kembali pada 2009 dengan Boediono sebagai wakilnya.

7. Joko Widodo (Presiden RI ke-7)

Joko Widodo, atau Jokowi, merupakan Presiden ketujuh Indonesia, lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Karier politiknya dimulai sebagai Wali Kota Surakarta (2005-2012), kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta (2012-2014) sebelum terpilih sebagai Presiden pada 2014 bersama Jusuf Kalla.

Pada 2019, Jokowi terpilih kembali dengan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden. Fokus utama kepemimpinannya adalah pembangunan infrastruktur, diikuti program sosial seperti KIP, KIS, dan PKH. Pada periode kedua, Jokowi mengutamakan peningkatan sumber daya manusia, sambil tetap melanjutkan proyek infrastruktur.

Dengan berbagai latar belakang dan karakteristik, setiap Presiden Indonesia memberikan kontribusi penting dalam perjalanan sejarah dan perkembangan bangsa. Kepemimpinan mereka mencerminkan dinamika politik dan sosial yang dihadapi oleh Indonesia dari masa ke masa.

Presiden baru

Pada 14 Februari 2024, Indonesia menggelar pemilihan presiden yang merupakan rangkaian Pemilu 2024. Dalam pilpres itu, calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai pemenang. Pasangan capres dan cawapres terpilih itu dijadwalkan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Baca juga: Tugas dan wewenang Presiden RI menurut UUD 1945

Baca juga: Presiden terpilih diminta buat grand desain penciptaan lapangan kerja