Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang, Sumatera Selatan dengan produk inovatif ramah lingkungan
Breezon mengubah cara pandang dunia terkait industri refrigeran (pendingin ruangan).


"Breezon R1270 sebagai produk pendinginan ramah lingkungan mendapat apresiasi saat dipresentasikan dalam acara DoubleTree by Hilton Greenway Plaza, Houston, Texas pada 2-3 Oktober 2024," kata Area Manager Communication, Realations & CSR PT KPI RU III Plaju Siti Rachmi Indahsari, di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan, acara DoubleTree itu merupakan salah satu platform industri terbesar yang mempertemukan para ahli dan pelaku industri energi secara global, termasuk industri pendinginan dan refrigerasi.

Kilang Pertamina Plaju menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang diundang untuk melakukan presentasi dalam acara DoubleTree di Texas, Amerika Serikat itu.

"Inovatif Breezon sebagai refrigeran alami. Keberadaan produk ini bisa mengatasi tantangan perubahan iklim global dan peningkatan efisiensi energi di sektor pendinginan," ujarnya.

Dia menjelaskan, Kilang Pertamina Plaju kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai pelopor inovasi produk dalam industri minyak dan gas di tingkat internasional.

Breezon R1270, sebagai refrigeran alami ramah lingkungan, merupakan inovasi yang menghadirkan efisiensi energi serta mengurangi dampak lingkungan.

Dalam forum Double Tree di Texas, Amerika Serikat itu, pekerja Kilang Pertamina Plaju Andrie Prasetyo (Polypropylene Process Engineer) dan Perliansyah (Officer I Communication Relations & Compliance), menjelaskan presentasi berjudul "Breezon R1270: Pertamina’s Natural Refrigerant Revolutionizing Energy Efficiency and Environmental Sustainability".

Presentasi tidak hanya menjelaskan inovatif Breezon sebagai refrigeran alami, tetapi juga keberhasilan produk mengatasi tantangan perubahan iklim global dan peningkatan efisiensi energi di sektor pendinginan.

Inovasi Breezon dari Kilang Pertamina Plaju membuktikan bahwa perkembangan industri juga mampu berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), sehingga sejalan dengan agenda pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060.

Breezon hadir sebagai jawaban atas tantangan industri refrigeran (pendingin ruangan) yang selama ini dianggap merusak ozon dan berkontribusi pada pemanasan global (global warming) misalnya, refrigeran sintetis seperti R32, R410a, dan R22.

Breezon R1270 inovasi produk dari Kilang Pertamina Plaju yang beroperasi di Sumatera Selatan, Indonesia, memiliki indeks Global Warming Potential (GWP) jauh lebih rendah yakni 300 kali lebih rendah dari R32 dan 1000 kali lebih rendah dari R410a dan R22.

Sejak resmi diluncurkan beberapa tahun lalu, Breezon R1270 terus menarik perhatian sebagai produk yang sangat efisien dan ramah lingkungan.

Keunggulan lain meliputi penghematan energi hingga 20-30 persen dibandingkan refrigeran sintetis, serta efisiensi biaya operasional, katanya.

Sebagai refrigeran dari pemurnian propilena di Kilang Pertamina Plaju, Breezon R1270 merupakan komitmen Pertamina dalam menghadirkan produk berkualitas dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDGs No.12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) dan SDGs No.13 (aksi iklim) yakni pengurangan emisi karbon secara langsung melalui pengurangan konsumsi listrik dalam sistem pendinginan.

Kilang Pertamina Plaju akan terus berkomitmen melakukan inovasi produk-produk unggulan alami seperti refrigeran yang ramah lingkungan, serta dapat mengurangi dampak lingkungan.

Selain itu berkomitmen untuk terus menghasilkan inovasi yang mampu menjawab tantangan global, terutama dalam hal efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.

Produk Breezon ini merupakan wujud nyata dari upaya pihaknya untuk berkontribusi pada upaya global dalam menekan laju perubahan iklim.

Kemudian, Breezon juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk refrigeran impor.

Breezon adalah produk yang dihasilkan dalam negeri, dan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kilang Pertamina Plaju.

"Kami berharap produk ini dapat menjadi standar baru dalam industri pendinginan, baik di pasar domestik maupun internasional,” jelasnya.

Hemat biaya energi
Area Manager Communication, Realations & CSR PT KPI RU III Plaju Siti Rachmi Indahsari menambahkan, salah satu langkah konkret penggunaan Breezon R1270 yang sedang berlangsung adalah retrofit sekitar 450 unit AC di Patra Bali Resort & Villa.

Target proyek selesai di akhir tahun 2024, dengan harapan menghemat energi 2738 kWh per hari atau setara hingga Rp1 miliar per tahun.

Proyek ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi 1643 kg CO2 per hari, yang setara dengan penanaman 24 ribu pohon.

Sebagai strategi jangka panjang, Pertamina terus mengembangkan Breezon dan memperluas penggunaannya ke sektor industri lainnya.

Produk ini diproyeksi akan memainkan peran kunci dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan efisien, mendukung visi Indonesia mencapai Net Zero Emissions.

Kilang Pertamina Plaju melalui inovasi Breezon berkomitmen untuk terus menjadi pionir dalam penyediaan solusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan Environmental, Social, and Governance (ESG), kata Rachmi.

Sebelumnya Vice President Gulf Energy (penyelenggara kegiatan) Lee Nichols mengapresiasi inovasi produk Breezon Kilang Pertamina Plaju yang dipresentasikan dengan sangat apik pada acara DoubleTree di Texas, Amerika Serikat awal Oktober 2024.

“Apresiasi untuk Pertamina dalam menciptakan produk pendingin udara yang ramah lingkungan seperti Breezon, ironis memang ketika refrigeran yang berfungsi membuat udara sejuk ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan (global warming)," ujarnya.

Selain itu, Lee Nichols mengatakan, inovasi tersebut merupakan bentuk dukungan penuh Pertamina terhadap Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

"Tentu saja inovasi ini sangat berarti, khususnya untuk negara anda. Kami sangat menantikan partisipasi Pertamina kembali pada acara International Refining and Petrochemical Conference 2025 dan menantikan inovasi yang brilian," harap Lee Nichols.