Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn mengemukakan tentang pentingnya mengoptimalkan perusahaan-perusahaan lokal terutama UMKM dan perusahaan rintisan untuk mempromosikan investasi intra-ASEAN sambil menjaga daya tarik ekonomi ASEAN bagi investor global.

“Dengan mengoptimalkan zona pertumbuhan sub-regional kita dan mendorong aliran investasi regional, kita dapat memperkuat ketahanan ekonomi internal dan relevansi ASEAN,” kata Sekjen Kao Kim Hourn saat menyampaikan sambutan pembuka pada ASEAN Investment Forum 2024 di Laos, Senin, sebagaimana dikutip dari pernyataan resmi Sekretariat ASEAN.

Sekjen Kao menuturkan pendekatan ekonomi melalui optimalisasi pertumbuhan perusahaan lokal akan membantu melindungi ekonomi kawasan dari guncangan eksternal dan menciptakan pasar regional yang lebih terhubung serta mandiri tanpa kehilangan daya tarik bagi investasi asing.

ASEAN, lanjutnya, harus siap memanfaatkan peluang yang disajikan oleh restrukturisasi rantai pasokan global dengan terus meningkatkan investasi di seluruh negara anggota ASEAN dan memajukan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk integrasi ekonomi.

“Pendekatan proaktif ini tidak hanya akan menarik investasi asing tetapi juga menempatkan ASEAN sebagai pemain yang kompetitif dalam pasar global yang berkembang, memungkinkan kita untuk merespons secara efektif terhadap pergeseran dalam dinamika rantai pasokan dan memenuhi tuntutan pasar internasional,” ucapnya.

Promosi kawasan secara kolektif sembari memastikan seluruh negara anggota bisa bertumbuh dan mendapat manfaat bersama, juga disebutnya sebagai gagasan yang bisa membantu meningkatkan konektivitas dan ketahanan investasi di kawasan.

“Dengan bekerja sama, kita dapat meningkatkan visibilitas dan pengakuan kita sebagai kelompok yang terpadu, menarik lebih banyak investasi dan mendorong lingkungan kolaboratif yang mendorong kemakmuran bersama,” tuturnya.

Sekjen ASEAN tersebut menuturkan bahwa ASEAN terus memantapkan posisinya sebagai tujuan investasi global utama. Pada 2023, meskipun ekonomi global lemah dan kontraksi dalam Investasi Asing Langsung (FDI) global, kawasan ini mengalami aliran FDI yang mengesankan, mencapai hampir 230 miliar dolar AS (Rp3.612 triliun)

Selama tiga tahun berturut-turut, ASEAN muncul sebagai tujuan FDI utama di antara negara berkembang dengan menangkap 17 persen dari aliran global.

“Pertumbuhan berkelanjutan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi ASEAN dan lokasi strategis serta jaringan luas perjanjian perdagangan bebas dan komitmen teguhnya untuk mendorong lingkungan bisnis yang ramah yang menarik modal bahkan dalam masa-masa sulit,” tambahnya.

ASEAN juga terus memperdalam hubungan ekonomi dengan para mitra, termasuk melalui Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang baru atau yang ditingkatkan seperti negosiasi yang sedang berlangsung dengan Kanada, China, dan Hong Kong, serta penerapan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang merupakan FTA terbesar di dunia.

Baca juga: Indonesia punya ekosistem paling dinamis pengembangan startup di ASEAN
Baca juga: ASEAN tekankan pentingnya literasi AI demi transformasi ekonomi global
Baca juga: KADIN sebut peluang ASEAN jadi pemimpin baru ekonomi hijau