Jakarta (ANTARA) - Direktur Kursus dan Pelatihan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Nahdiana menilai peningkatan kualitas instruktur dalam kepelatihan pendidikan vokasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjawab tuntutan industri.

Hal tersebut disampaikannya dalam pembukaan Training of Trainers on French Cooking for Vocational Culinary Teaching, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kuliner Indonesia agar memiliki daya saing global dan dapat memajukan industri kuliner nasional, yang digelar dari 7 Oktober 2024 hingga 22 November 2024.

"Dengan peningkatan kompetensi instruktur yang berkualitas dan berkompetensi tinggi, maka peserta didik nantinya juga akan relevan dengan tuntutan usaha dan industri," kata Nahdiana dalam pembukaan kegiatan tersebut di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin.

Dia menekankan kapasitas seorang instruktur merupakan bagian strategis dalam memajukan keberhasilan sektor pembelajaran informal.
Oleh karenanya, Pemerintah RI melalui Kemendikbudristek RI menggandeng Pemerintah Prancis dalam menyelenggarakan pelatihan ini, di mana kuliner negara tersebut kini menjadi salah satu favorit di dunia industri tata boga.

Baca juga: RI-Prancis gelar pelatihan guna tingkatkan kualitas pendidikan vokasi

Baca juga: Poliban Kalsel gencar libatkan praktisi industri mengajar di kampus


"Kami menyambut baik kerja sama ini. Ini merupakan kesempatan yang besar bagi kita untuk bisa melatih para instruktur untuk dapat menyebarluaskan ilmunya kepada peserta didiknya," ujarnya.

Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi menekankan dalam pelatihan ini bukan hanya peserta Indonesia saja yang mendapatkan ilmu dan pengetahuan soal kuliner Prancis, namun juga para tenaga ajar yang didatangkan langsung dari Prancis juga bisa saling bertukar informasi terhadap para peserta, di bidang kuliner Indonesia.

"Ketika para tenaga ajar mempelajari kuliner Indonesia, mereka juga memiliki kesempatan untuk membagikan pengetahuannya tentang kuliner Indonesia di sana (Prancis). Ada pertukaran budaya di sini, oleh karena itu kegiatan ini bisa menjadi podium untuk membuat sesuatu yang baru di bidang kuliner dunia," katanya.

Saryadi menegaskan kegiatan ini juga merupakan simbol komitmen antarnegara dalam meningkatkan pendidikan vokasi, sebagai salah satu langkah memperkuat dan mengembangkan ekonomi negara.

Kegiatan ini, kata dia, juga merupakan pengejawantahan dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, yang mengatur mengenai revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Sementara, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Fabien Penone menyebut kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Pekan Gastronomi Prancis, yang digelar dalam rentang waktu 1—13 Oktober 2024.

"Harapan dari kegiatan ini adalah para peserta bisa menyebarkan ilmunya kepada masing-masing institusi, yang bisa bermanfaat untuk para siswa Indonesia yang hendak berkarir di industri tata boga, maupun bagi yang ingin untuk membuat bisnisnya sendiri di bidang ini," tutur Fabien Penone.*

Baca juga: SMKN 3 Denpasar bagikan praktik baik konsep "BMW" kepada delegasi GSVI

Baca juga: Kemnaker latih anak muda untuk berwirausaha hadapi bonus demografi