Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin meminta Indonesia terus fokus pada pengembangan industri hijau dan inovasi digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Hal tersebut menjadi salah satu pesan strategis yang disampaikan Wapres dalam arahannya pada pembukaan Konferensi Tahunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) Ke-7 atau SDGs Annual Conference/SAC Ke-7 di Jakarta, Senin.

Wapres menyatakan bahwa pembangunan industri hijau dan inovasi digital yang berkelanjutan menjadi salah satu fokus utama dalam mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Menurutnya, industri hijau dan inovasi digital tidak hanya berfungsi untuk mendukung ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan lingkungan dan sosial

"Kita harus memastikan bahwa industri hijau dan inovasi digital memenuhi kebutuhan masa kini sekaligus menjawab tantangan dan aspirasi generasi mendatang," katanya.

Pesan strategis yang disampaikan Wapres selanjutnya ialah capaian target SDSs yang mesti ditingkatkan lagi.

Baca juga: Wapres sebut Indonesia paling progresif dalam pencapaian target SDGs

Baca juga: Wapres: Ekonomi dan keuangan syariah tumbuh positif 5 tahun terakhir


"Dengan capaian 62,5 persen target SDGs, artinya masih ada 37,5 persen target yang mesti dicapai lagi. Saya harap semua pihak agar terus meningkatkan komitmen dan kerja keras untuk mencapai semua target SDGs tahun 2030," ucapnya.

Kemudian, ia juga meminta agar seluruh pihak terus berinovasi dalam mencari sumber pembiayaan program bagi pencapaian SDGs.

Ia mengajak pihak swasta dan filantropi agar terus meningkatkan kontribusinya dalam berbagai bentuk dan inovasi pembiayaan, misalnya melalui blended finance.

"Selain dari pihak swasta, agar juga digali pemanfaatan berbagai dana amanah umat dalam bentuk zakat, infak, sedekah hingga wakaf yang saat ini sudah mulai berkembang dan dikelola secara lebih profesional, transparan, dan berbasis digital," ujarnya.

Selanjutnya, ia juga mengingatkan pencapaian SDGs harus tetap menjadi prioritas dan diutamakan ke dalam perencanaan pembangunan 2025-2029, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Ia menilai keberhasilan dalam mencapai target SDGs 2030 akan menjadi pondasi kuat demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Mengakhiri sambutannya, Wapres mengapresiasi kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas selaku Koordinator Pelaksana SDGs Indonesia serta seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perwakilan pihak swasta, masyarakat sipil, akademisi, dan terutama generasi muda yang telah berkomitmen dalam mendukung pencapaian SDGs.

"Saya perlu mengingatkan bahwa SDGs bukan hanya soal mencapai target, tetapi soal menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, mari kita bergerak maju dengan semangat yang baru, dengan inovasi yang segar dan tekad untuk memberikan perubahan yang terbaik dan lebih bermakna bagi bangsa Indonesia dan dunia," katanya.

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melaporkan perkembangan pelaksanaan pencapaian SDGs di Indonesia.

Ia menggarisbawahi inovasi, pendidikan berkualitas dan pekerjaan hijau sebagai fokus utama dalam mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

"Ke depan, peran generasi muda melalui pendidikan dan pengembangan kompetensi serta keterampilan kerja menjadi katalis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, inovasi dan digitalisasi yang berkelanjutan," kata Suharso.

Untuk diketahui, SAC 2024 digelar pada 7-8 Oktober 2024 dengan mengusung tema "Inovasi menuju Indonesia Emas: Keterkaitan Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan dan Industri Hijau".

Acara itu ditujukan untuk mengumpulkan pemangku kepentingan yang terlibat dalam pencapaian TPB/SDGs Indonesia dan mendiseminasikan capaian TPB/SDGs untuk memastikan pembangunan inklusif dan akuntabel.

Baca juga: Taspen serahkan manfaat program pensiun dan THT ke Wapres Ma'ruf Amin

Baca juga: Wapres catat kontribusi usaha syariah terhadap PDB capai 47 persen