Solo (ANTARA) - Hujan yang turun ritmis mulai mengguyur kota Solo seolah mengiringi langkah kaki dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama dengan ibu negara Iriana Joko Widodo yang tiba di Stadion Manahan pada Minggu pukul 18.55 WIB. Sambutan hangat untuk Joko Widodo diberikan oleh para atlet, tim ofisial hingga sekitar 9.000 penonton yang menghadiri acara upacara pembukaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.

Jokowi, sapaan akrabnya, membalas sambutan hangat dari seluruh kehangatan yang diberikan dari Stadion Manahan dengan menebar senyum dan melambaikan tangan menyapa seluruh hadirin.

Solo tidaklah bukan saksi bisu bagi Jokowi yang sedari kecil ditempa dalam tata krama Jawa dari kota berjuluk kota budaya ini. Solo bukan lagi sebuah kota yang asing bagi Jokowi yang memulai karir politiknya sebagai Walikota Solo.

Putra asli Solo itu kini kembali dengan disajikan sebuah panggung khidmat yang akan menutup parade dan catatan panjang gelaran olahraga, yang tentu esok akan menjadi sejarah, selama satu dekade masa kepemimpinannya menjadi orang nomor satu di Indonesia yang akan segera berakhir dalam hitungan hari.

Event olahraga di era Joko Widodo

Sejak Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia mulai tahun 2014 kurang lebih sudah ratusan gelaran event olahraga yang bersifat single event ataupun multi event bertaraf nasional dan internasional berlangsung di Indonesia.

Pada periode pertama masa kepemimpinannya, multi event olahraga tertinggi di benua Asia digelar di Indonesia. Ajang Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan Asian Para Games Jakarta 2018 menjadi dua panggung besar olahraga yang dilangsungkan di tanah air, usai terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun 1962.

Melalui gelaran multi event tersebut menjadi salah satu bukti nyata keseriusan pemerintah untuk menjadikan Indonesia mencapai kejayaan di bidang olahraga yakni dengan hasil yang nantinya dapat dipetik oleh atlet Merah Putih pada gelaran Olimpiade.

Menjadi tuan rumah pada event se-akbar Asian Games dan Asian Para-Games menjadi sangat penting untuk Indonesia pasalnya melalui ajang tersebut banyak infrastruktur terutama venue olahraga yang dibangun dan direnovasi ulang untuk menunjang dan peningkatan bidang olahraga.

Di ajang Asian Games 2018, Indonesia bukan hanya mengukir tinta emas dengan sukses sebagai status tuan rumah namun juga mencatatkan sejarah secara prestasi. Kontingen Merah Putih mampu merebut prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan dengan menempati peringkat keempat usai mengumpulkan raihan total 98 medali yaitu 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu.

Sukses di Asian Games 2018 juga berlanjut di gelaran Asian Para Games 2018. Secara prestasi, Indonesia menduduki peringkat kelima dari 43 negara peserta usai mengumpulkan total 135 medali yakni 37 emas, 47 perak dan 51 perunggu.

Buah prestasi dari hasil proses dan investasi pemerintah Indonesia melalui ajang Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 kemudian dapat dipetik setelah enam tahun kemudian. Pada ajang Olimpiade Paris 2024 dan Paralimpiade Paris 2024, kontingen Indonesia mengukir tinta emas dalam sejarah keolahragaan.

Pada Olimpiade Paris 2024, kontingen Merah Putih menyumbangkan tiga medali yakni dua emas dan satu perunggu.

Dua medali emas yang dipersembahkan oleh atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi, Rizki Juniansyah tersebut menjadi emas terbanyak Indonesia selama 32 tahun terakhir dan menyamai perolehan medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang diraih oleh dua pebulu tangkis legendaris, Alan Budikusuma dan Susi Susanti.
Sejarah baru juga diciptakan oleh kontingen Merah Putih pada ajang Paralimpiade Paris 2024. Indonesia yang mendulang total 14 medali dengan perincian satu emas, delapan perak dan lima perunggu menjadi perolehan medali terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan multi event tertinggi di dunia yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas tersebut.

Selain menyelenggarakan multi event, tercatat selama satu dekade terakhir Indonesia juga sukses menjadi tuan rumah sejumlah perhelatan single event.

Pada 20 Maret 2022 menjadi salah satu momen penting bagi bidang keolahragaan Indonesia usai untuk pertama kali dalam 25 tahun terakhir, Ibu Pertiwi menyelenggarakan MotoGP Grand Prix Indonesia yang dilangsungkan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Selain itu untuk pertama kalinya di cabang sepak bola, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 yang berlangsung pada 2023 lalu.

Di cabang basket juga tak kalah mentereng setelah Indonesia bersama dengan Filipina dan Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 atau FIBA World Cup 2023.

Atas kepemimpinan Jokowi yang memberikan perhatian dan mengeluarkan kebijakan untuk perbaikan infrastruktur yang digunakan untuk menunjang prestasi olahraga nasional maka pada 2023 lalu Komite Olahraga Indonesia (KOI) menobatkannya sebagai Bapak Olahraga Indonesia.

Panggung epilog
Dalam kesempatannya membuka Peparnas 2024, Jokowi menyebut ajang yang juga menjadi "panggung epilog" ini begitu spesial.

"Buat saya Pekan Paralimpiade Nasional ini spesial. Tadi siang saya terbang dari Ibu Kota Nusantara ke Solo, khusus untuk pembukaan Peparnas ke-17, khusus untuk bertemu dengan para atlet, ofisial dan peserta," kata Presiden Joko Widodo.

Dalam upacara pembukaan yang mengusung tema "Nusantara Menembus Batas" seperti menjadi tanda tersirat dari sosok Jokowi yang berpesan agar olahraga ke depannya mampu menembus batasan yang lebih tinggi lagi melanjutkan estafet kepemimpinannya.

Seperti yang ditunjukkan oleh para atlet yaitu Leani Ratri Oktila, Hikmat Ramdani, Khalimatus Sadiyah, Freddy Septian, Saptoyogo Purnomo, Karisma Evi Tiarani, Ukun Rukaendi, Jendi Pangabean, Jaenal Arifin dan Farid yang secara estafet membawa api abadi Peparnas untuk menyalakannya di kaldron. Lalu puncak estafet tersebut berakhir ketika Muhammad Anas Mustafa menyalakan api di puncak kaldron.

Baca juga: Presiden Jokowi sebut Peparnas 2024 kali ini begitu spesial

Baca juga: Presiden berpesan agar para atlet bersaing dalam suasana persaudaraan

Baca juga: Visi Paralimpiade Los Angeles dari Peparnas Solo