Jakarta (ANTARA) - Genap satu tahun Israel terus melancarkan serangan secara gencar terhadap warga Palestina di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok Hamas pada Oktober 2023.
Serangan Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan seruan gencatan senjata itu, telah merenggut nyawa lebih dari 41.800 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Untuk itu, tidak heran bila Israel menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza.
Sebagian besar dari korban jiwa adalah perempuan serta anak-anak, dan hampir 97.000 orang terluka akibat aksi militer Israel.
Selain itu, hampir seluruh penduduk Palestina di wilayah Gaza terpaksa mengungsi, sementara blokade berkelanjutan yang diterapkan Israel telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Dengan kondisi kemanusiaan yang mengenaskan itu, dunia internasional tentu tidak boleh berdiam diri menyaksikan kekejaman dan kekerasan itu terus berlangsung.
Negara-negara di dunia --yang berada dalam tatanan hukum internasional dan mengakui Piagam PBB-- mempunyai kewajiban untuk membela hak-hak rakyat Palestina, seperti yang tercantum dalam isi pasal 1 dalam Piagam PBB atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang menyebutkan bahwa "Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama."
Di antara negara-negara di dunia yang "mengulurkan tangan" bagi Palestina, Indonesia merupakan salah satu negara yang dukungannya tidak pernah surut untuk membantu rakyat Palestina menghadapi tekanan penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Semangat Indonesia untuk turut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang di antaranya menyatakan bahwa "sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Oleh karena itu, tidak heran bila Pemerintah Indonesia terus memperjuangkan nasib Palestina melalui upaya diplomasi di berbagai forum dan organisasi internasional, salah satunya pada Sidang Majelis Umum PBB.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada September lalu meminta negara-negara di dunia segera memberikan pengakuan terhadap Negara Palestina sebagai langkah penting menuju Solusi Dua Negara.
Pada kesempatan itu, Retno mengatakan bahwa "pengakuan terhadap Negara Palestina sangatlah penting karena hal ini memberikan harapan kepada Bangsa Palestina."
"Dan yang terpenting, inilah satu-satunya cara untuk memberikan tekanan politik kepada Israel untuk menghentikan kekejamannya," ujarnya.
Kemudian di hadapan Pertemuan Tingkat Menteri untuk Mendukung Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Menlu RI menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina tersebut.
Selanjutnya, Pemerintah RI juga mendorong negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menggunakan pengaruhnya dalam mendukung Palestina hingga terbebas dari kondisi konflik dan meraih kemerdekaannya.
Indonesia mengajak negara OKI untuk mendorong implementasi Resolusi Majelis Umum PBB, Resolutsi ES-10/24, yang isinya menuntut Israel mengakhiri pendudukan ilegal di tanah Palestina.
Selain itu, upaya diplomasi guna menggalang dukungan politik bagi Palestina dilakukan pula oleh Pemerintah Indonesia melalui jalur bilateral.
Menlu RI dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Slovenia Robert Golob mendorong Slovenia untuk memanfaatkan masa presidensinya di Dewan Keamanan PBB sepanjang September 2024 untuk terus mendorong perjuangan rakyat Palestina, termasuk dengan menyerukan gencatan senjata dan kelancaran pemberian bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Selain dukungan politik, Pemerintah Indonesia juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan beberapa tahap bagi warga Palestina di Jalur Gaza sejak masa-masa awal serangan brutal Israel pada akhir tahun 2023.
Pengiriman bantuan pun ditempuh melalui berbagai jalur, termasuk lewat Mesir, akibat blokade yang diterapkan di perbatasan-perbatasan. Indonesia pun mendukung Palestina dari segi ekonomi dengan bantuan pendanaan melalui UNRWA.
Pemerintah Indonesia telah meningkatkan bantuan pendanaan kepada UNRWA sebesar tiga kali lipat pada 2023. Lalu pada tahun ini, Indonesia kembali melipatgandakan kontribusinya hingga mencapai 1,2 juta dolar AS, menurut keterangan Kemlu RI.
Di samping itu, Pemerintah Indonesia juga terus mendorong pendanaan inovatif untuk memperkuat UNRWA, diantaranya dengan menjajaki kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk penambahan penyaluran bantuan ke UNRWA. Sejak November 2023, Baznas telah mendistribusikan sekitar 3,3 juta dolar AS untuk masyarakat Palestina.
Semangat dukungan Indonesia bagi Palestina tidak hanya mengalir dari sisi pemerintah, namun juga langsung dari masyarakat Indonesia, di mana berbagai aksi demonstrasi bela Palestina sering dan terus berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia.
Bulan ini saat memasuki masa satu tahun serangan Israel ke wilayah Palestina sejak Oktober 2023, Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) menggelar aksi bertema "Palestina Merdeka menjelang Setahun Genosida di Gaza dan 76 Tahun Perlawanan Palestina" di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, pada Minggu (6/10).
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan Kedubes AS dipilih jadi lokasi aksi karena selama ini kebrutalan Israel didukung oleh Amerika Serikat, yang merupakan sekutu kuat Israel.
Di samping mendemonstrasikan dukungan bagi Palestina melalui orasi, banyak juga masyarakat Indonesia yang turun langsung membantu warga Palestina dengan menjadi relawan, termasuk relawan medis yang bergabung dengan organisasi sosial kemanusiaan MER-C untuk membantu korban-korban serangan Israel di Gaza.
Dari berbagai bentuk dukungan yang ditunjukkan tampak bahwa saat menyangkut isu Palestina, pemerintah dan masyarakat Indonesia memiliki satu suara dan tekad bulat untuk terus berpihak pada Palestina.
Dengan demikian, dukungan dari Indonesia jelas takkan pernah sirna untuk mewujudkan Negara dan Bangsa Palestina yang bebas dan merdeka.
Setahun Badai Al Aqsa
Dukungan Indonesia takkan sirna untuk Palestina yang bebas merdeka
Oleh Yuni Arisandy Sinaga
7 Oktober 2024 10:11 WIB
Retno Marsudi berpidato untuk terakhir kalinya sebagai Menteri Luar Negeri RI, pada Sesi Debat Umum Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (28/09/2024). ANTARA/Suwanti.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: