Penyu hijau riau dipamerkan di PPK
9 Juni 2014 01:41 WIB
ilustrasi Seorang wisatawan membantu menggotong penyu hijau (Chelonia mydas) yang berhasil disita polisi dari upaya penyelundupan, saat akan dilepas di Pantai Kuta, Bali, Rabu (14/5). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Batam (ANTARA News) - Penyu hijau asal Pulau Jemur, Kabupaten Rokan Hilir, menjadi daya tarik anjungan Provinsi Riau dalam Pameran Investasi Daerah rangkaian Pekan Produk Kreatif Indonesia di Batam, Kepulauan Riau.
Penyu hijau dengan panjang lebih dari 1 meter itu diletakkan dalam kolam berisi air asin dan menjadi tontonan pengunjung pameran yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, Minggu.
"Penyu ini berusia 40 tahun, masih relatif muda," kata penjaga anjungan Baharudin.
Ia mengaku penyu hijau dengan berat 80 kg itu adalah binatang yang dilindungi undang-undang.
Binatang itu langsung dibawa dari Rokan Hilir menggunakan kapal laut ke Batam. Menurut dia, kondisi penyu baik-baik saja, meskipun harus menempuh perjalanan jauh menggunakan kapal.
Ditanya mengenai pakan yang disiapkan untuk binatang dengan nama latin Chelonia mydas itu, ia mengatakan penyu besar itu tidak makan.
"Makannya jarang," kata dia.
Sementara itu, pengunjung pameran, Zulhelmi mengaku heran dengan kehadiran hewan langka itu dalam pameran.
"Hewan langka seperti ini seharusnya dilindungi, bukan dipamerkan seperti ini. Ini sudah diekploitasi, kasihan penyu, dikurung dalam kolam kecil," kata dia.
Ia menyesalkan keputusan pemerintah untuk menyertakan penyu dalam pameran investasi daerah. Karena menurut dia, penyu bukanlah potensi investasi, melainkan kekayaan alam yang harus dilestarikan.
Hal senada dengan peserta pameran lain, Indrawan, yang mengasihani penyu besar dikurung dalam kolam kecil.
"Kasihan, kolamnya kecil. Harusnya dia di alam bebas, bukan dibawa-bawa seperti ini," kata dia.
Sebelumnya, dalam Pawai Taaruf Musabaqah Tilawatil Quran Nasional XXV di Batam, Gubernur Riau Annas Maamun memberikan telur penyu hijau dari Pulau Jemur kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Menurut pembawa acara dalam pawai, telur penyu hijaudapat menyehatkan orang yang mengonsumsinya. (Y011/A013)
Penyu hijau dengan panjang lebih dari 1 meter itu diletakkan dalam kolam berisi air asin dan menjadi tontonan pengunjung pameran yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, Minggu.
"Penyu ini berusia 40 tahun, masih relatif muda," kata penjaga anjungan Baharudin.
Ia mengaku penyu hijau dengan berat 80 kg itu adalah binatang yang dilindungi undang-undang.
Binatang itu langsung dibawa dari Rokan Hilir menggunakan kapal laut ke Batam. Menurut dia, kondisi penyu baik-baik saja, meskipun harus menempuh perjalanan jauh menggunakan kapal.
Ditanya mengenai pakan yang disiapkan untuk binatang dengan nama latin Chelonia mydas itu, ia mengatakan penyu besar itu tidak makan.
"Makannya jarang," kata dia.
Sementara itu, pengunjung pameran, Zulhelmi mengaku heran dengan kehadiran hewan langka itu dalam pameran.
"Hewan langka seperti ini seharusnya dilindungi, bukan dipamerkan seperti ini. Ini sudah diekploitasi, kasihan penyu, dikurung dalam kolam kecil," kata dia.
Ia menyesalkan keputusan pemerintah untuk menyertakan penyu dalam pameran investasi daerah. Karena menurut dia, penyu bukanlah potensi investasi, melainkan kekayaan alam yang harus dilestarikan.
Hal senada dengan peserta pameran lain, Indrawan, yang mengasihani penyu besar dikurung dalam kolam kecil.
"Kasihan, kolamnya kecil. Harusnya dia di alam bebas, bukan dibawa-bawa seperti ini," kata dia.
Sebelumnya, dalam Pawai Taaruf Musabaqah Tilawatil Quran Nasional XXV di Batam, Gubernur Riau Annas Maamun memberikan telur penyu hijau dari Pulau Jemur kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Menurut pembawa acara dalam pawai, telur penyu hijaudapat menyehatkan orang yang mengonsumsinya. (Y011/A013)
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: