Beijing (ANTARA) - Mata uang renminbi (RMB) atau yuan lebih sering digunakan dalam perdagangan lintas perbatasan dalam delapan bulan pertama tahun ini seiring meningkatnya eksistensi mata uang China tersebut di pasar global, ungkap sebuah laporan bank sentral China, People's Bank of China (PBOC).

Laporan PBOC tentang internasionalisasi RMB 2024 melaporkan bahwa pembayaran dan penerimaan RMB lintas perbatasan naik 21,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 41,6 triliun yuan (1 yuan = Rp2.193) atau sekitar 5,94 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.394) pada periode Januari-Agustus 2024.

Menurut laporan tersebut, dalam delapan bulan pertama 2024, pembayaran dan penerimaan RMB lintas perbatasan dalam perdagangan barang menyumbang 26,5 persen terhadap total penyelesaian transaksi mata uang lokal dan asing pada periode yang sama, naik dari 24,8 persen pada 2023.

Untuk perdagangan jasa, penggunaan RMB lintas perbatasan naik 22,3 persen (yoy) menjadi 1,2 triliun yuan, menyumbang 31,8 persen terhadap total perdagangan jasa.

Laporan ini juga menyebutkan peningkatan fungsi RMB dalam hal investasi dan pendanaan. Pada akhir Agustus, investor asing memegang sekitar 4,6 triliun yuan obligasi China, yang mencakup 2,7 persen dari total obligasi domestik yang disimpan.

Penyelesaian transaksi RMB lintas perbatasan untuk komoditas utama mencapai 1,5 triliun yuan dalam periode pelaporan selama delapan bulan, naik 22,7 persen (yoy).

Untuk tahap selanjutnya, PBOC mengatakan akan menyempurnakan skema institusional fundamental untuk penggunaan RMB lintas perbatasan, membuka pasar keuangan lebih lanjut, memperkuat infrastruktur keuangan, dan meningkatkan regulasi untuk bisnis RMB lintas perbatasan.