Jokowi diharapkan wujudkan kesejahteraan bagi lansia
7 Juni 2014 22:12 WIB
Ilustrasi - Calon Presiden Joko Widodo dan calon Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dari Koalisi PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). (ist)
Jakarta (ANTARA News) - Pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla jika terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan penduduk lanjut usia (lansia) dan pengangguran.
Koordinator Gerakan Rasionalis Indonesia (GRI) Sujarwo kepada pers di Jakarta, Sabtu mengatakan, program kesejahteraan lansia non-PNS dan non-pekerja formal serta pengangguran, yaitu program pemberian pensiunan agar mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya pangan.
Program pensiunan nasional, kata Sujarwo, dengan sistem asuransi sosial, seperti pada BPJS Kesehatan, sehingga tidak membebani APBN.
Menurut salah satu penulis Buku The God's Initial Montirisme itu, program pensiun nasional untuk lansia dan pengangguran sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
"Program pensiunan nasional bagi lansia non-PNS dan non-pekerja formal, diharapkan keberadaan mereka tidak menjadi beban keluarga dan masyarakat," katanya.
Sujarwo menegaskan, dukungan kepada pasangan Jokowi-JK , karena Jokowi selama menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI, telah menerapkan program pro-sosial, antara lain program jaminan kesehatan secara garis bagi warga Jakarta yang tidak mampu melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Selain itu, Jokowi juga mengeluarkan prgram pendidikan gratis mulai SD-SLTA melalui Kartu Jakart Pintar (KJP) bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(*)
Koordinator Gerakan Rasionalis Indonesia (GRI) Sujarwo kepada pers di Jakarta, Sabtu mengatakan, program kesejahteraan lansia non-PNS dan non-pekerja formal serta pengangguran, yaitu program pemberian pensiunan agar mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya pangan.
Program pensiunan nasional, kata Sujarwo, dengan sistem asuransi sosial, seperti pada BPJS Kesehatan, sehingga tidak membebani APBN.
Menurut salah satu penulis Buku The God's Initial Montirisme itu, program pensiun nasional untuk lansia dan pengangguran sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
"Program pensiunan nasional bagi lansia non-PNS dan non-pekerja formal, diharapkan keberadaan mereka tidak menjadi beban keluarga dan masyarakat," katanya.
Sujarwo menegaskan, dukungan kepada pasangan Jokowi-JK , karena Jokowi selama menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI, telah menerapkan program pro-sosial, antara lain program jaminan kesehatan secara garis bagi warga Jakarta yang tidak mampu melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Selain itu, Jokowi juga mengeluarkan prgram pendidikan gratis mulai SD-SLTA melalui Kartu Jakart Pintar (KJP) bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(*)
Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: