Jakarta (ANTARA) - “Hiburan saya yang paling penting itu ketika melihat anak-anak bisa membaca buku di atas kapal perang yang saya nakhodai,” ujar nakhoda kapal perang itu pada akhir September 2024. Ia mengungkap kebahagiaan itu ketika menerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2024 dari Perpustakaan Nasional Kategori Inovasi Kreatif sebagai pegiat literasi.

Ia adalah Letkol Laut (P) Ricky Tacomariyanto, seorang tentara yang menyulap Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Weda 526 menjadi perpustakaan untuk mengantarkan buku-buku kepada anak-anak di Indonesia Timur.

Ombak tinggi hingga belasan meter di perairan Indonesia Timur diterjangnya demi melihat anak-anak di Maluku hingga Papua bergembira membaca buku-buku berkualitas di atas kapal perang.

Pada HUT Ke-79 TNI yang jatuh pada hari Sabtu ini, penting untuk membaca sejenak pengalaman Ricky menjadi komandan kapal perang yang tak hanya menjaga kedaulatan bangsa, tetapi melakukan satu hal penting yang diperlukan untuk menciptakan generasi emas bagi bangsa ini: membangun budaya membaca.

Pengalaman Ricky mengenyam pendidikan di Amerika Serikat pada tahun 2005 dan Prancis pada tahun 2010 membuka sudut pandangnya terhadap pentingnya budaya membaca yang dilakukan di negara-negara maju.

Pada tahun 2020, ia kembali menempuh pendidikan di French War College dan melihat betapa budaya membaca sangatlah lekat dengan orang-orang di negara yang terkenal dengan keindahan busananya itu.

Sembari menempuh pendidikan, ia berkeliling di Prancis dan melihat betapa mudahnya menemukan orang-orang yang membaca buku di sudut-sudut kota, taman, hingga tempat-tempat terbuka lainnya. Itulah membawanya pada suatu kesimpulan bahwa negara maju adalah yang mampu mendekatkan akses bahan bacaan kepada seluruh masyarakat.

Ketika belajar di Prancis, Ricky terlempar pada kenangan pada tahun 2004, ketika ia masih menjadi prajurit yang ditugaskan di Sorong, Papua, dan melihat betapa sulitnya menempuh pendidikan bagi anak-anak di daerah tersebut karena berbagai faktor, di antaranya ekonomi, kurangnya fasilitas pendidikan yang baik, hingga masih lemahnya budaya belajar dan membaca yang belum tertanam pada anak-anak di sana.

Hingga pada tahun 2019, ia ditugaskan menjadi Komandan KRI Teluk Weda 526 dan bertekad mengajak seluruh pasukannya untuk mengabdikan diri pada negara dengan memperluas akses literasi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Perpustakaan Apung KRI Teluk Weda 526 dijalankan sejak tahun 2023 dan hingga saat ini tercatat sudah bertambat di beberapa wilayah untuk menyajikan buku-buku berkualitas di Pulau Papua, mulai dari Sarmi, Nabire, Biak, Jayapura, Sorong, Tual, dan beberapa tempat lainnya.

Bahkan, pada peringatan Hari Anak Nasional di Bulan Juli 2024, KRI Teluk Weda 526 berlayar ke Pulau Kei Besar, Ambon, bersama Menteri Sosial 2020-2024 Tri Rismaharini dan memberikan ratusan judul buku hingga fasilitas yang diperlukan oleh sekolah, mulai dari kitab suci hingga komputer.
Prajurit KRI Teluk Weda 526 menemani sekaligus menjadi pengajar bagi anak-anak Papua tentang pentingnya budaya membaca. ANTARA/HO-KRI Teluk Weda 526


Mengenalkan kapal perang dan profil para prajurit TNI AL

Ketika anak-anak diajak ke atas kapal perang, yang dilakukan pertama kali oleh Ricky yakni mengajak mereka berkeliling ke setiap sudut kapal berjenis amfibi yang memiliki kecepatan maksimal sebesar 16 knot itu.

Kapal yang dapat memuat sekitar 350-an prajurit tersebut pada dasarnya merupakan kapal angkut tank atau landing ship tank yang dibuat untuk pertahanan atau defense saat perang, yang dapat memuat 10 tank tempur utama Leopard atau 15 kendaraan tempur infanteri amfibi.

KRI Teluk Weda 526 juga memiliki dua helipad dengan dua hanggar, yang oleh Ricky sering kali digunakan untuk menggelar berbagai acara, termasuk membaca bersama anak-anak.

Di lorong-lorong kamar tidur prajurit, anak-anak dapat melihat pajangan foto para prajurit bersama keluarganya, yang membawa pesan tentang pentingnya menjaga kesetiaan pada orang-orang tercinta sekaligus mempertahankan loyalitas kepada negara sebagai seorang prajurit.

Di bagian kemudi kapal yang lebih dikenal sebagai anjungan, anak-anak akan dikenalkan bagaimana KRI Teluk Weda berlayar, mulai dari melihat koordinat arah angin, hingga mengeker jarak musuh menggunakan teropong.

“Jadi, saat bertugas itu kami tidak hanya menjaga kedaulatan negara di perairan, tetapi kita juga membuka sarana perpustakaan apung ini untuk berbagi pengalaman dengan anak-anak tentang bagaimana seluk-beluk TNI AL, profil seluruh prajurit TNI AL, sekaligus membaca buku,” ucap Ricky.
Anak-anak sekolah dasar di Papua menaiki kapal feri menuju KRI Teluk Weda 526 untuk membaca buku bersama-sama. ANTARA/HO-KRI Teluk Weda 526


Mengajak bercita-cita tinggi dan cinta bahari

Selama berlabuh ke wilayah-wilayah pesisir di Indonesia Timur, Ricky dan seluruh prajuritnya melihat bahwa cita-cita yang dimiliki anak-anak masih sangat terbatas pada menjadi nelayan dan bagaimana menghasilkan uang dari hasil tangkapan laut.

Melalui kapal perang KRI Teluk Weda 526, ia bersama seluruh prajuritnya ingin memberikan lebih banyak pilihan mimpi pada anak-anak di Indonesia Timur agar mereka dapat berpikir lebih jauh.

“Bukan berarti ketika mereka tinggal di pesisir, mereka hanya bisa bekerja sebagai nelayan atau berdagang. Mereka juga bisa memiliki pengetahuan yang luas, bahwa mereka dapat menjadi orang-orang hebat, mereka bisa menjadi insinyur, astronom, ilmuwan, dokter, dan apa pun pilihan mimpi lainnya demi memajukan bangsa ini,” tuturnya.

Ketika anak-anak diajak ke atas helipad, para prajurit akan tampil dengan berbagai rupa kostum dari TNI AL dan berbagai rupa fungsinya, karena di atas kapal perang ada beragam profesi yang dibutuhkan, mulai dari nakhoda, teknisi, hingga dokter.

Buku-buku yang disajikan di perpustakaan apung juga beragam tema, mulai dari nonfiksi hingga fiksi, dengan cerita-cerita menarik yang dapat dinikmati semua umur, bahkan sebagian besar merupakan komik-komik tentang ekosistem laut yang dapat menanamkan rasa cinta bahari dan lingkungan kepada anak-anak.

“Kami banyak menyajikan buku-buku yang mengenalkan cinta bahari sebagai kekuatan Nusantara karena di dalam laut kita itu banyak sekali sumber daya alam untuk diolah dan dimanfaatkan,” ujar Ricky.

Selain Nugra Jasa Dharma Pustaloka, KRI Teluk Weda 526 juga berhasil menerima anugerah Soedirman Awards pada tahun 2023. Hingga kini, kapal itu masih terus berlabuh mendistribusikan buku di wilayah Timur Indonesia sekaligus mencerdaskan penduduknya.

Perpustakaan Nasional melalui program-program peningkatan literasi juga terus menjalin kolaborasi yang berkelanjutan dengan KRI Teluk Weda 526 demi akses bacaan yang lebih baik.

Dari Ricky dan kapal perangnya, Indonesia punya pandangan baru bahwa tentara masa kini tak lagi hanya berjuang menjaga kedaulatan bangsa dengan mengangkat senjata, tetapi dengan cara-cara yang mendidik dan berhubungan langsung dengan masyarakat.

Bersama KRI Teluk Weda 526, anak-anak di Indonesia Timur bisa punya pilihan membaca yang lebih banyak, mimpi yang lebih tinggi, serta budaya baru yang saling berkaitan untuk membawa mereka menjadi generasi yang lebih baik: membaca dan bernalar kritis.

Editor: Achmad Zaenal M