Jakarta (ANTARA) - Indonesia kembali berduka setelah berpulangnya salah satu putra terbaiknya yakni Staf Khusus (Stafsus) Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau lebih dikenal sebagai Romo Benny di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu.

Pria kelahiran Malang, Jawa Timur pada 10 Oktober 1968 itu merupakan alumni dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang pada 1996 dan sempat melayani sebagai pastor di Keuskupan Malang.

Pria berusia 55 tahun itu sendiri merupakan salah satu sosok rohaniawan yang aktif memperkuat implementasi ideologi Pancasila bahkan jauh sebelum dia bergabung dengan BPIP.

Dia sempat bertugas sebagai pastor di Paroki Situbondo bagian dari Keuskupan Malang tidak lama setelah terjadi kerusuhan di wilayah tersebut yang menyebabkan belasan gereja rusak pada 1996.

Penugasan itu membuatnya bertemu dengan banyak tokoh lintas agama sebagai bagian dari upaya menggaungkan toleransi akan keberagaman setelah kejadian tersebut.

Atas pengalamannya tersebut, dia sempat mengemban tugas sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia, selain juga menjadi salah satu pendiri Setara Institute.

Dia juga merupakan penulis yang sudah menerbitkan beberapa buku terkait politik, termasuk buku Hancurnya Etika Politik serta Orde Para Bandit.

Dalam tugasnya di BPIP, Romo Benny kerap menyerukan pentingnya kerukunan beragama dengan cara penguatan kultur kebangsaan di masyarakat untuk memperkuat toleransi antarsesama anak bangsa.

Baca juga: Benny Susetyo kecam kekerasan dalam diskusi kebangsaan di Jakarta
Baca juga: Romo Benny yakin masyarakat bisa jaga kedamaian usai Pemilu


Belum lama ini, dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, dia juga menyampaikan bahwa kerukunan dan persahabatan yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi teladan bagi umat beragama, setelah pemimpin umat Katolik seluruh dunia itu mengunjung Masjid Istiqlal pada 5 September 2024.

Baru-baru ini, dia juga sempat menyampaikan kecaman keras atas aksi kekerasan yang terjadi dalam diskusi kebangsaan di Jakarta pada 29 September lalu.

Kini pejuang dialog lintas iman itu sudah berpulang ke rumah Bapa di surga. Dia menghembuskan napas terakhir saat menjalankan tugas kedinasan dalam memperkuat pemahaman ideologi Pancasila di Pontianak, Kalimantan Barat pada hari ini.

Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Hubungan Masyarakat dan Administrasi BPIP Mahnan Marbawi menyampaikan bahwa jasad Romo Benny akan diberangkatkan menuju rumah keluarga di Malang melalui Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada pukul 11.35 WIB.

Setibanya di Malang, beliau akan disemayamkan di Rumah Duka Gotong Royong dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sukun pada Senin (7/10).

Marbawi menyebut kepergian Romo Benny merupakan kehilangan yang besar bagi BPIP dan seluruh bangsa Indonesia karena komitmennya yang kuat dalam mengawal nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan.

Baca juga: Stafsus BPIP Benny Susetyo meninggal dunia
Baca juga: KWI kenang Stafus BPIP Romo Benny miliki kecintaan besar pada bangsa