Shenzhen (ANTARA) - Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area/GBA) Guangdong-Hong Kong-Makau semakin terintegrasi dengan jaringan transportasi yang semakin luas dan saling terhubung, serta siap menjadi salah satu sistem transportasi kereta lintas kota terbesar di China.

Membentang seluas 56.000 km persegi dan memiliki total output ekonomi lebih dari 14 triliun yuan (1 yuan = Rp2.193) pada 2023, kawasan ini mencakup daerah administratif khusus Hong Kong dan Makau, serta sembilan kota di Provinsi Guangdong, China selatan.

Sejak Mei lalu, dua jalur kereta antarkota baru bergabung dengan jaringan yang sudah ada. Infrastruktur, sistem tiket, keamanan, dan informasi yang terintegrasi memungkinkan penumpang melakukan perjalanan tanpa hambatan melintasi Guangzhou, Foshan, Dongguan, Zhaoqing, dan Huizhou di GBA dengan satu tiket.

Sembilan kota di Guangdong yang berada dalam GBA mencatat rata-rata lebih dari 6 juta perjalanan antarkota setiap harinya. Jaringan kereta antarkota tersebut sangat mempersingkat perjalanan bisnis, pariwisata, dan perjalanan pulang pergi.

"Dibandingkan dengan perjalanan lima jam yang melelahkan di masa lalu, perjalanan harian saya saat ini hanya memerlukan waktu dua jam lebih melalui jaringan transportasi antarkota," kata seorang penumpang bermarga Xie yang bekerja di Guangzhou dan tinggal di Foshan yang berjarak sekitar 70 km.

"Transportasi ini cepat dan nyaman. Rasanya seperti bepergian dalam satu kota," imbuh Xie, seraya mengatakan bahwa kenyamanan perjalanan antarkota membuatnya mudah untuk bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya di kelima kota tersebut.

Para pakar percaya bahwa sistem metro yang ramai dan tepat waktu dapat mengurangi waktu tempuh dan biaya transportasi. Oleh karena itu, mengembangkan sistem transportasi kereta lintas kota yang ekstensif untuk mengakomodasi lalu lintas komuter yang tinggi sebagai imbas dari integrasi GBA adalah hal yang logis.

China bertujuan membangun GBA menjadi klaster kota kelas dunia, pusat teknologi dan inovasi global, lokasi yang ramah bagi bisnis dan layak huni, pusat pertukaran budaya Timur dan Barat, serta destinasi pariwisata kelas dunia.

Para pakar meyakini integrasi GBA sangat penting untuk memanfaatkan kekuatan industri regional, mendorong pembangunan kolaboratif, mengoptimalkan lanskap industri, dan menyelaraskan dengan rantai nilai global.

Menurut Hu Gang, seorang profesor di Universitas Jinan yang berbasis di Guangzhou, jalur antarkota yang menghubungkan lima kota tersebut menstimulasi vitalitas dan mendorong interkonektivitas, pembangunan yang terkoordinasi, serta sirkulasi sumber daya yang efisien di kawasan tersebut.

Dengan diluncurkannya jalur kereta cepat Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong dan Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau, jaringan transportasi GBA mengembangkan pola baru bagi konsumsi lintas kota, pertukaran ekonomi, dan gaya hidup.

"Di akhir pekan, saya sering tinggal di Shenzhen, menikmati dimsum dan berbelanja sebelum kembali ke Hong Kong pada hari Minggu," kata Lin Lin, yang kerap menggunakan kereta bawah tanah ke Shenzhen usai bekerja di Hong Kong setiap hari Jumat.

Shenzhen dan Hong Kong menerapkan sistem autentikasi timbal balik untuk pembayaran digital di transportasi umum. Masyarakat dapat menggunakan aplikasi pembayaran termasuk AlipayHK dan Alipay untuk naik bus dan kereta bawah tanah di kedua kota tersebut, dengan tarif yang secara otomatis dikonversi dengan nilai tukar terkini.

"Jaringan transportasi mendorong kohesi ekonomi regional dan pertumbuhan lapangan kerja, mendiferensiasi industri dan meningkatkan daya saing," kata Li Peilin, associate researcher di Institut Perencanaan Tata Ruang dan Ekonomi Regional (Institute of Spatial Planning and Regional Economy) dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China.