Desa wisata Lapeo Polewali Mandar masuk 50 besar ADWI 2024
4 Oktober 2024 18:24 WIB
Tim juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat melakukan kunjungan lapangan di Desa Lapeo Kabupaten Polewali Mandar pada penilaian lanjutan ADWI 2024. (ANTARA/HO/Diskominfo Polewali Mandar)
Mamuju (ANTARA) - Desa wisata Lapeo, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, diumumkan sebagai salah satu dari 50 desa wisata dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
"Ini adalah kebanggaan, tidak hanya bagi Desa Lapeo dan Kabupaten Polewali Mandar, tetapi juga bagi Provinsi Sulbar," kata Penjabat Bupati Polewali Mandar Muhammad Ilham Borahima, saat menyambut tim juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jumat.
Kehadiran tim juri yang dipimpin Ketua Bidang Humas Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Madeleine Sophie dan Chef dari Association Culinary Professional (ACP) Indonesia Vindex Tengker, sebagai penilaian lebih lanjut dengan melakukan kunjungan lapangan ke Desa Lapeo.
Kunjungan tim juri dari Kemenparekraf itu dimulai dengan kegiatan ziarah ke makam KH Muhammad Thahir Imam Lapeo, pendiri Masjid Nurut Taubah Lapeo, yang menjadi ikon wisata religi Desa Lapeo.
Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju objek wisata Ba'ba Toa yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari masjid, menggunakan transportasi tradisional bendi atau dokar.
Para tim juri dari Kemenparekraf disambut dengan tarian Pa'dupa yang menambah nuansa adat Mandar.
Selain mengunjungi objek wisata, tim juri juga berkesempatan melihat langsung beberapa kegiatan ekonomi kreatif masyarakat, seperti pembuatan perahu nelayan, pengelolaan bank sampah dan proses pembuatan abon ikan serta tenun tradisional Lipaq Saqbe.
Pada kesempatan itu, tim juri juga mengunjungi homestay lokal yang menjadi bagian dari pengembangan wisata berbasis masyarakat.
Penjabat Bupati menyebut bahwa Desa Lapeo merupakan satu-satunya desa di Sulbar yang lolos ke tahap 50 besar ADWI 2024.
"Saya berharap agar keberhasilan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujar Ilham Borahima.
Penjabat Bupati menyampaikan bahwa kunjungan yang berlangsung selama dua hari, yakni pada 3-4 Oktober 2024, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan pariwisata Desa Lapeo dan Kabupaten Polewali Mandar secara keseluruhan.
"Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata, upaya bersama dalam memajukan potensi desa sebagai destinasi wisata yang berdaya saing," kata Ilham Borahima.
Ketua Bidang Humas Astindo Madeleine Sophie memberikan pujiannya terhadap potensi luar biasa yang dimiliki Desa Lapeo.
Sementara, Chef dari ACP Vindex Tengker mengapresiasi kekayaan kuliner Mandar yang menurutnya perlu dipromosikan lebih luas lagi di kancah nasional maupun internasional.
Baca juga: Desa Cibuntu Kuningan raih penghargaan Desa Wisata Nusantara 2024
Baca juga: Desa Bihe masuk 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2024
Baca juga: Kemenparekraf dukung promosi digital desa wisata NTB melalui Beti Dewi
"Ini adalah kebanggaan, tidak hanya bagi Desa Lapeo dan Kabupaten Polewali Mandar, tetapi juga bagi Provinsi Sulbar," kata Penjabat Bupati Polewali Mandar Muhammad Ilham Borahima, saat menyambut tim juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jumat.
Kehadiran tim juri yang dipimpin Ketua Bidang Humas Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Madeleine Sophie dan Chef dari Association Culinary Professional (ACP) Indonesia Vindex Tengker, sebagai penilaian lebih lanjut dengan melakukan kunjungan lapangan ke Desa Lapeo.
Kunjungan tim juri dari Kemenparekraf itu dimulai dengan kegiatan ziarah ke makam KH Muhammad Thahir Imam Lapeo, pendiri Masjid Nurut Taubah Lapeo, yang menjadi ikon wisata religi Desa Lapeo.
Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju objek wisata Ba'ba Toa yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari masjid, menggunakan transportasi tradisional bendi atau dokar.
Para tim juri dari Kemenparekraf disambut dengan tarian Pa'dupa yang menambah nuansa adat Mandar.
Selain mengunjungi objek wisata, tim juri juga berkesempatan melihat langsung beberapa kegiatan ekonomi kreatif masyarakat, seperti pembuatan perahu nelayan, pengelolaan bank sampah dan proses pembuatan abon ikan serta tenun tradisional Lipaq Saqbe.
Pada kesempatan itu, tim juri juga mengunjungi homestay lokal yang menjadi bagian dari pengembangan wisata berbasis masyarakat.
Penjabat Bupati menyebut bahwa Desa Lapeo merupakan satu-satunya desa di Sulbar yang lolos ke tahap 50 besar ADWI 2024.
"Saya berharap agar keberhasilan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujar Ilham Borahima.
Penjabat Bupati menyampaikan bahwa kunjungan yang berlangsung selama dua hari, yakni pada 3-4 Oktober 2024, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan pariwisata Desa Lapeo dan Kabupaten Polewali Mandar secara keseluruhan.
"Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata, upaya bersama dalam memajukan potensi desa sebagai destinasi wisata yang berdaya saing," kata Ilham Borahima.
Ketua Bidang Humas Astindo Madeleine Sophie memberikan pujiannya terhadap potensi luar biasa yang dimiliki Desa Lapeo.
Sementara, Chef dari ACP Vindex Tengker mengapresiasi kekayaan kuliner Mandar yang menurutnya perlu dipromosikan lebih luas lagi di kancah nasional maupun internasional.
Baca juga: Desa Cibuntu Kuningan raih penghargaan Desa Wisata Nusantara 2024
Baca juga: Desa Bihe masuk 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2024
Baca juga: Kemenparekraf dukung promosi digital desa wisata NTB melalui Beti Dewi
Pewarta: Amirullah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: