Lusaka (ANTARA) - Pelanggan retail di Zambia akan mendapatkan tiga jam pasokan listrik yang stabil seiring negara itu berupaya mengatasi krisis listrik yang disebabkan oleh kekeringan.

"Dengan Pembangkit Listrik Energi Maamba yang kembali beroperasi penuh dan normalisasi impor listrik, kami mengharapkan pasokan listrik lebih stabil ke depannya," kata Menteri Energi Zambia Makozo Chikote dalam sebuah konferensi pers mengenai situasi energi di negara itu, Rabu (3/10)

Chikote mengatakan bahwa pemerintah telah mengatasi masalah teknis yang mengganggu impor listrik dari Namibia, sementara pemeliharaan di pembangkit listrik Maamba yang berkapasitas 300 megawatt (MW) telah selesai, sehingga produksi listrik meningkat.

Dia mengatakan tak seperti bulan lalu, ketika pelanggan mengalami pemadaman listrik yang berkepanjangan dan tidak dapat diprediksi, situasi akan membaik berkat kebijakan yang diterapkan pemerintah.

Zambia sedang mengalami kelangkaan energi yang kritis karena level permukaan air menyusut di beberapa bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang menyediakan sekitar 80 persen pasokan listrik di negara tersebut.

Menurut Chikote, pemerintah mendorong investasi swasta dalam bidang sumber daya energi alternatif, seperti tenaga surya dan angin, guna mengurangi ketergantungan pada PLTA.

Victor Mapani, selaku direktur pelaksana perusahaan listrik negara Zesco Limited, mengatakan saat ini Zambia menghasilkan 1.087 MW listrik, jauh di bawah permintaan nasional yang sebesar 2.400 MW.