Jakarta (ANTARA) - Promotor olahraga tarung bebas terbesar di dunia Ultimate Fighting Championship (UFC) memutuskan kontrak petarung asal Peru Luis Pajuelo karena menggunakan zat terlarang atau doping.

"Pajuelo mengkonsumsi zat yang merupakan steroid anabolik yang dilarang untuk setiap petarung UFC," demikian laporan MMA fighting dalam laman resmi yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Pada Kamis (3/10), Combat Sports Anti-Doping (CSAD) mengumumkan bahwa Pajuela telah menerima skorsing 24 bulan karena melanggar kebijakan anti-doping.

Pemeriksaan di luar kompetisi yang dilakukan terhadap Pajuelo pada 5 Agustus dan 21 Agustus menunjukkan hasil positif untuk 19-norandrosterone dan Isotop Ratio Mass Spectrometry (IRMS).

Dijelaskan, hasil tersebut diperoleh melalui analisis yang konsisten dengan asal eksogen testosteron dan metabolitnya. Kedua zat tersebut merupakan steroid anabolik yang dilarang untuk petarung UFC.

Pajuelo juga mengakui mengonsumsi deca-durabolin, yang seiring dengan hasil tes positifnya, menyebabkan ia dikeluarkan oleh pihak promosi. Penangguhan Pajuelo dimulai pada akhir Agustus dan dia berhak kembali pada 24 Agustus 2026.

Petarung 29 tahun itu baru melakoni satu pertarungan di UFC, setelah memenangi kontrak seri penantang (contender series) menghadapi Fernando Padilla di UFC Vegas 89 pada Maret melalui submission pada putaran pertama.

Pajuelo memiliki rekor 8-2 sebagai petarung profesional dan mendapatkan kontraknya dari CEO UFC Dana White pada Agustus 2023 dengan kemenangan pertama melalui technical knocout (TKO) di ronde pertama melawan Robbie Ring.

Baca juga: MadaLive tunda acara bersama Khabib Nurmagomedov di Jakarta
Baca juga: Pemenang terbanyak UFC Jim Miller kembali beraksi pada UFC 309
Baca juga: Alex Pereira fokus memperpanjang gelar juara UFC