Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengajak para orang tua untuk menumbuhkan kemandirian pada anak lewat membacakan buku cerita.

"Di negara-negara maju, dari kecil mereka sudah diajarkan penanaman karakter yang mandiri. Itu salah satu karakter yang harus ditanamkan sejak dini supaya pembiasaan pada anak bisa terlihat," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, di Jakarta, Kamis.

Kemandirian juga merupakan hak tumbuh kembang anak yang dapat dilatih melalui media menyenangkan, contohnya melalui buku cerita bergambar.

Menurut dia, kemandirian merupakan kemampuan penting yang dapat dilatih sejak dini.

Namun sayangnya, kepedulian orang tua yang selalu siap membantu kegiatan dan kebutuhan anak membuat anak menjadi terlalu bergantung pada orang tua dan tidak mandiri.

Padahal berdasarkan laporan penelitian dari C.S Mott Children Hospital dari University of Michigan Health tahun 2023, mendorong kemandirian pada anak dapat menumbuhkan rasa percaya diri, ketahanan, kemampuan memecahkan masalah, dan berdampak baik pada kesehatan mental anak.

Dalam mengembangkan kemampuan mandiri anak, Amurwani Dwi Lestariningsih menekankan peran orang tua atau pengasuh dalam memenuhi segala kebutuhan anak-anak sebagai fondasi utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

"Kami menyambut baik terbitnya buku ini yang mendukung Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, memberi penegasan bahwa setiap anak wajib dijamin, dipenuhi, dan dilindungi hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan," kata Amurwani Dwi Lestariningsih.

Lembaga filantropi Tanoto Foundation bersama KemenPPPA serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi anak sejak dini dan melatih kemandirian anak melalui pembacaan buku cerita "Bisa atau Tidak, Ya?".

Baca juga: 51,2 persen balita Indonesia belum memiliki buku cerita
Baca juga: KPPPA minta Sekolah Ramah Anak diterapkan antisipasi kekerasan terhadap anak