Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini keputusan lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ dengan outlook positif mengindikasikan kuatnya fundamental perekonomian Indonesia.

“Hasil yang diberikan oleh R&I ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia kuat,” kata Sri Mulyani dikutip dari keterangannya di Jakarta, Kamis.

Fundamen yang kuat itu didukung peningkatan pendapatan per kapita, demografi dan sumber daya alam yang melimpah, sektor manufaktur yang terus berkembang, serta pengelolaan kebijakan fiskal yang prudent dengan beban utang pemerintah yang relatif terkendali.

Selain itu, R&I menilai perekonomian Indonesia pada 2023 mampu tumbuh solid di atas 5 persen melanjutkan kinerja sejak 2022. Sementara pada 2024 ini, pertumbuhan masih menguat pada semester pertama dan diperkirakan akan tetap berada di kisaran 5 persen sampai akhir tahun.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan PDB riil Indonesia pada kisaran 5,0-5,2 persen di 2024 dengan sinergi bersama Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas harga dan tingkat inflasi.

“Penilaian positif dari R&I menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia selalu berkomitmen untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Menkeu.

Lembaga R&I juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga defisit fiskal tetap berada di bawah 3 persen di tengah fluktuasi harga minyak dan nilai tukar yang mempengaruhi belanja subsidi.

R&I mencermati basis penerimaan Indonesia masih dapat dioptimalkan untuk memperbesar kapasitas fiskal. Menurut R&I, kenaikan peringkat rating Indonesia mendatang juga dapat terjadi jika pemerintahan baru dapat menjalankan program prioritas dengan memperhatikan ketahanan fiskal dan kestabilan makroekonomi.

Senada dengan R&I, Menkeu menyampaikan optimisme kenaikan peringkat Indonesia di tahun depan.

“Kita optimis R&I akan memberikan kenaikan peringkat di tahun depan, dengan melihat kondisi fiskal dan makroekonomi yang baik, serta komitmen pemerintahan berikutnya dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil,” tuturnya.

Baca juga: Menkeu: Produktivitas kunci RI dapat keluar dari 'middle income trap'
Baca juga: Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi kuartal III di atas 5 persen
Baca juga: Menkeu: Pendapatan Negara capai Rp1.777 triliun per Agustus 2024