G7 khawatirkan ketegangan maritim di Asia
5 Juni 2014 12:05 WIB
Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, Presiden AS Barack Obama, Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron (kiri-kanan) berfoto bersama saat pertemuan kepala negara anggota G7 di markas Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Kamis (5/6).(ANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman/ox/14.)
Brussel (ANTARA News) - Para pemimpin negara anggota Grup Tujuh (G7), Kamis mengatakan bahwa mereka sangat mengkhawatirkan ketegangan di kawasan Laut Tiongkok Selatan dan Timur akibat sengketa kepemilikan wilayah.
Dalam pertemuan puncak di Brussel, G7 menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari penggunaan kekerasan di wilayah sengketa itu. Sementara salah satu negara anggota, Amerika Serikat, mengingatkan Beijing yang dinilai bersikap semakin asertif.
"Kami sangat mengkhawatirkan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan dan Timur," kata para pemimpin G7 dalam seuah pernyataan tertulis di Brussel.
"Kami menolak semua upaya sepihak dari setiap negara-negara yang bersengketa untuk memaksakan klaimnya terhadap kepemilikan wilayah maritim. Kami juga menolak penggunaan intimidasi, kekerasan, ataupun kekuatan militer," kata mereka.
Pernyataan yang tidak secara spesifik menyebut nama negara itu, mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum internasional dalam menyelesaikan sengketa. Demikian diberitakan AFP.
Pada 2012 lalu, Jepang mengklaim kepemilikan atas kepulauan Senkaku di Laut Tiongkok Timur. Tindakan tersebut kemudian memicu reaksi keras dari Beijing karena masih berstatus sengketa.
Beijing juga terlibat sengketa teritorial di Laut Tiongkok Selatan dengan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah di perairan tersebut.
Pada Mei lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel menuduh Beijing telah "merusak stabilitas" di Laut Tiongkok Selatan.
(G005)
Dalam pertemuan puncak di Brussel, G7 menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari penggunaan kekerasan di wilayah sengketa itu. Sementara salah satu negara anggota, Amerika Serikat, mengingatkan Beijing yang dinilai bersikap semakin asertif.
"Kami sangat mengkhawatirkan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan dan Timur," kata para pemimpin G7 dalam seuah pernyataan tertulis di Brussel.
"Kami menolak semua upaya sepihak dari setiap negara-negara yang bersengketa untuk memaksakan klaimnya terhadap kepemilikan wilayah maritim. Kami juga menolak penggunaan intimidasi, kekerasan, ataupun kekuatan militer," kata mereka.
Pernyataan yang tidak secara spesifik menyebut nama negara itu, mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum internasional dalam menyelesaikan sengketa. Demikian diberitakan AFP.
Pada 2012 lalu, Jepang mengklaim kepemilikan atas kepulauan Senkaku di Laut Tiongkok Timur. Tindakan tersebut kemudian memicu reaksi keras dari Beijing karena masih berstatus sengketa.
Beijing juga terlibat sengketa teritorial di Laut Tiongkok Selatan dengan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah di perairan tersebut.
Pada Mei lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel menuduh Beijing telah "merusak stabilitas" di Laut Tiongkok Selatan.
(G005)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: