Jakarta (ANTARA) - Head of Learning Environment organisasi filantropi independen bidang pendidikan Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, menyebut bahwa 51,2 persen balita di Indonesia belum memiliki buku cerita, serta 56,5 persen orang tua belum pernah membacakan buku cerita untuk anak mereka.

"Ada 51,2 persen balita di Indonesia belum memiliki buku cerita, dan 56,5 persen orang tua belum pernah membacakan buku cerita untuk anak mereka," kata Margaretha Ari Widowati di Jakarta, Kamis.

Pihaknya mengatakan temuan ini berdasarkan hasil studi Tanoto Foundation bersama School of Parenting pada akhir 2023 mengenai praktik pengasuhan anak usia dini.

Untuk itu, pihaknya bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi anak sejak dini dan melatih kemandirian anak melalui pembacaan buku cerita "Bisa atau Tidak, Ya?".

Margaretha Ari Widowati mengatakan bahwa usia dini menjadi tahap kritis bagi anak untuk belajar dan membentuk berbagai potensi dasar, termasuk kemandirian.

"Masih banyak anggapan bahwa anak usia dini belum mampu mandiri. Padahal, melatih kemandirian sejak dini berkontribusi dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan resiliensi atau daya juang anak, yang menjadi bekal penting bagi anak untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan mereka," katanya.

Sebelum meluncurkan buku "Bisa atau Tidak, Ya?", pihaknya bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah meluncurkan dua buku, yaitu "Rubrik Unik Korona", yang menjadi sarana edukasi mengenai pandemi pada tahun 2021, dan "Saat Noni Datang", yang merupakan edukasi dengan mengenal beragam emosi atau perasaan pada 2022.
Baca juga: WVI ciptakan 10 buku cerita dengan konteks kedaerahan untuk anak Papua
Baca juga: Indonesia-Qatar berkolaborasi luncurkan buku cerita anak terjemahan
Baca juga: Manfaat bacakan buku untuk anak sebelum tidur