Menteri Rosan ingin Orbia pacu investasi dengan rencana KEK Batang
3 Oktober 2024 18:36 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani (keempat kiri) meresmikan operasional pabrik PT Wavin Manufacturing Indonesia, anak usaha Orbia, di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Indra Arief Pribadi
Batang, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menginginkan perusahaan global Orbia meningkatkan investasinya di Indonesia dan tidak hanya melalui anak usahanya, yang merupakan produsen pipa, Wavin.
Saat meresmikan operasional pabrik PT Wavin Manufacturing Indonesia, anak usaha Orbia, di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Kamis, Rosan mengungkapkan bahwa pemerintah juga berencana menjadikan KIT Batang sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK), sehingga investor berkesempatan untuk mendapatkan lebih banyak insentif.
"Mudah-mudahan Anda akan berinvestasi lebih banyak di Indonesia. Tidak hanya di PVC, karena Orbia memiliki lini bisnis yang berbeda," ujarnya.
Nilai investasi Wavin di KIT Batang yang diresmikan Rosan pada Kamis ini mencapai sekitar Rp825 miliar. Sementara, jumlah tenaga kerja yang diserap sejauh ini sebanyak 170 orang, karena Wavin mengadaptasi teknologi tinggi.
Rosan mengatakan produk pipa yang diproduksi Wavin akan diekspor ke negara ASEAN, Selandia Baru, dan Australia selain untuk domestik.
"Investasinya akan sangat baik untuk kita karena mereka ekspor ke beberapa pasar di ASEAN, Australia dan New Zealand. Jadi, investasi seperti ini yang kita harapkan ke depannya," ujarnya.
Rosan juga mengharapkan agar anak usaha lainnya di bawah Orbia turut berinvestasi di Indonesia.
Orbia merupakan perusahaan global yang juga memiliki lini bisnis di bidang pertanian, bahan kimia, sektor komunikasi data, dan lainnya.
Ia menjelaskan bahwa potensi investasi di Indonesia sangat menjanjikan. Misalnya dari jumlah populasi kelas menengah yang diperkirakan akan terus meningkat menjadi 80 persen dari total populasi nasional sebesar 340 juta penduduk pada 2045 mendatang.
Bahkan, prediksi dari berbagai lembaga ekonomi, konsultan, dan perbankan global menyebut bahwa ke depannya Indonesia dipastikan akan menjadi ekonomi terbesar nomor enam atau nomor tujuh di dunia.
Saat ini, kata Rosan, Indonesia sudah berada di posisi 16 dari daftar negara-negara G20. Selain itu, Indonesia juga selalu mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik, sehingga iklim perekonomian dan investasi semakin baik dan menguntungkan ke depan.
"Jadi, investasi yang masuk ke Indonesia, Anda akan menikmatinya tidak hanya dari segi uang, dari segi pendapatan, tetapi juga bisa bersinergi dengan banyak pihak yang berbeda di Indonesia," kata Rosan.
Baca juga: Rosan resmikan pabrik pipa Belanda Wavin, nilai investasi Rp825 miliar
Baca juga: BKPM: Tiga pencapaian dari realisasi investasi Oktober 2019-Juni 2024
Baca juga: Produsen pipa plastik Belanda akan bangun pabrik di KIT Batang
Saat meresmikan operasional pabrik PT Wavin Manufacturing Indonesia, anak usaha Orbia, di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Kamis, Rosan mengungkapkan bahwa pemerintah juga berencana menjadikan KIT Batang sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK), sehingga investor berkesempatan untuk mendapatkan lebih banyak insentif.
"Mudah-mudahan Anda akan berinvestasi lebih banyak di Indonesia. Tidak hanya di PVC, karena Orbia memiliki lini bisnis yang berbeda," ujarnya.
Nilai investasi Wavin di KIT Batang yang diresmikan Rosan pada Kamis ini mencapai sekitar Rp825 miliar. Sementara, jumlah tenaga kerja yang diserap sejauh ini sebanyak 170 orang, karena Wavin mengadaptasi teknologi tinggi.
Rosan mengatakan produk pipa yang diproduksi Wavin akan diekspor ke negara ASEAN, Selandia Baru, dan Australia selain untuk domestik.
"Investasinya akan sangat baik untuk kita karena mereka ekspor ke beberapa pasar di ASEAN, Australia dan New Zealand. Jadi, investasi seperti ini yang kita harapkan ke depannya," ujarnya.
Rosan juga mengharapkan agar anak usaha lainnya di bawah Orbia turut berinvestasi di Indonesia.
Orbia merupakan perusahaan global yang juga memiliki lini bisnis di bidang pertanian, bahan kimia, sektor komunikasi data, dan lainnya.
Ia menjelaskan bahwa potensi investasi di Indonesia sangat menjanjikan. Misalnya dari jumlah populasi kelas menengah yang diperkirakan akan terus meningkat menjadi 80 persen dari total populasi nasional sebesar 340 juta penduduk pada 2045 mendatang.
Bahkan, prediksi dari berbagai lembaga ekonomi, konsultan, dan perbankan global menyebut bahwa ke depannya Indonesia dipastikan akan menjadi ekonomi terbesar nomor enam atau nomor tujuh di dunia.
Saat ini, kata Rosan, Indonesia sudah berada di posisi 16 dari daftar negara-negara G20. Selain itu, Indonesia juga selalu mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik, sehingga iklim perekonomian dan investasi semakin baik dan menguntungkan ke depan.
"Jadi, investasi yang masuk ke Indonesia, Anda akan menikmatinya tidak hanya dari segi uang, dari segi pendapatan, tetapi juga bisa bersinergi dengan banyak pihak yang berbeda di Indonesia," kata Rosan.
Baca juga: Rosan resmikan pabrik pipa Belanda Wavin, nilai investasi Rp825 miliar
Baca juga: BKPM: Tiga pencapaian dari realisasi investasi Oktober 2019-Juni 2024
Baca juga: Produsen pipa plastik Belanda akan bangun pabrik di KIT Batang
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: