Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mendorong Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk agregator yang berperan penting dan diharapkan bisa membantu pelaku usaha mikro.

"Kita perlu namanya pembiayaan agregator. Nilainya di atas Rp500 juta, kita harapkan bisa menampung, menjadi off-taker dari usaha mikro yang menjadi rantai pasoknya (supply chain)," ujar Pelaksana Tugas Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Temmy Satya Permana dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Temmy, tugas dari agregator adalah mempertemukan antara usaha mikro dengan usaha besar dan usaha menengah di atasnya.

"Saya sudah minta tugaskan kepada Asisten Deputi (Asdep) Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil dan Menengah Ali Manshur untuk mencoba melakukan kajian dan diskusi dengan para pemangku kepentingan, baik itu perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk dari pemerintahan untuk menguji apakah insentif ini bisa kita keluarkan di pemerintahan berikutnya. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa, kita rumuskan bersama untuk kita dorong ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian agar bisa masuk dalam skema KUR," katanya.

Pelaku usaha kecil dan menengah juga merupakan UMKM, karena memang faktanya teman-teman pelaku usaha kecil menengah, satu-kesatuan jadi UMKM.

"Nanti kita bahas lagi dengan tim teknis, tapi paling tidak kita coba dorong KUR agregator sebetulnya," kata Temmy.

Agregator berperan untuk membantu pelaku usaha mikro agar tercipta ekosistem yang lebih kuat dan melakukan penetrasi pasar, karena memang faktanya adalah usaha mikro tidak bisa maju langsung ke pasar.

"Jadi semangat kita membangun, tidak bisa usaha mikro maju sendiri-sendiri tapi ada peran agregator. Jadi kami di UKM sebetulnya bertugas juga mengagregasi teman-teman di mikro, sehingga biar tercipta ekosistem yang lebih kuat dan lebih bisa penetrasi ke pasar sebetulnya," ujar Temmy.

Contohnya Du Anyam yang melakukan pemberdayaan dan mengangkat perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui anyaman lontar yang berhasil ekspor ke pasar internasional.

"Kenapa menjadi penting kita melakukan subsidi kepada kredit menengah karena kalau mereka mendapatkan pendanaan pembiayaan yang murah, mau tidak mau dia bisa memberikan spare lebih tinggi kepada rantai pasoknya yakni usaha mikronya, tanpa harus menekan harga beli dari rantai pasoknya," kata Temmy.

Kemudian agregasi ini bisa memastikan kualitas, karena agregator melakukan kurasi dan pembinaan terhadap kualitas barang yang disetor oleh usaha mikro.

"Jadi teman-teman usaha mikro harus ikut standar yang ditetapkan oleh agregatornya. Biar agregatornya berurusan dengan pasar," ujar Temmy pula.
Baca juga: Teten Masduki usulkan perlunya pembiayaan bagi agregator produk pangan