Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman menyebut industri sepeda motor listrik menghadapi tantangan dalam penerimaan konsumen.

"Pada prinsipnya kami terus mendukung untuk pertumbuhan motor listrik. Tapi memang di dalam industrinya, di dalam penerimaan dari konsumennya itu ternyata masih belum terlalu cepat seperti di roda empat," ujar Johannes di Jakarta, Kamis.

Johannes mengatakan meski perkembangan sepeda motor listrik cukup pesat, angka penjualannya hingga kini masih belum signifikan.

Baca juga: AISI: Pertumbuhan pasar sepeda motor capai 3,1 persen hingga Agustus

Dia menilai, sejumlah faktor seperti keterbatasan jarak tempuh, waktu pengisian daya yang cukup lama, serta harga yang masih tinggi menjadi penghambat bagi perkembangan sepeda motor listrik di tanah air.

Sedangkan, konsumen memerlukan keyakinan bahwa sepeda motor listrik dapat memenuhi kebutuhan mereka secara optimal, terutama dalam hal kecepatan dan jangkauan.

"Jadi saya kira akan tumbuh tapi perlu waktu karena nomor satu memang penerimaan dari konsumen itu yang penting," kata Johannes.

Baca juga: AISI: Ekonomi yang stabil tumbuhkan pasar sepeda motor nasional 2023

Namun demikian, dia optimistis bahwa dengan adanya peningkatan teknologi dan kenyamanan bagi konsumen, sepeda motor listrik akan tumbuh lebih cepat di masa mendatang.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa saat ini AISI belum memiliki anggota dari kalangan produsen sepeda motor listrik dari merek-merek asal China.

Meski begitu, beberapa anggota AISI sudah mulai memasarkan produk sepeda motor listrik untuk mendukung perkembangan teknologi ini di Indonesia.

Baca juga: IMOS+ jadi pendorong penjualan motor di Indonesia

Pemerintah semakin fokus mengurangi emisi karbon dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian subsidi untuk pembelian motor listrik, dengan harapan masyarakat beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan.

Motor listrik bersubsidi merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk mempercepat transisi menuju energi bersih. Subsidi ini diberikan kepada warga yang memenuhi persyaratan, seperti memiliki KTP dan berusia minimal 17 tahun.

Baca juga: IMOS jadi langkah AISI percepat ekosistem motor listrik di Indonesia

Hingga saat ini, jumlah model motor listrik yang mendapat subsidi senilai Rp7 juta telah bertambah menjadi 57. Model termurah adalah Greentech Unity, yang harganya menjadi Rp5,3 juta setelah mendapat subsidi.

Menurut data dari situs Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira), hingga September 2024, subsidi telah disalurkan untuk 60.857 unit motor listrik. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan penyaluran pada 2023 yang mencapai 11.532 unit.

Baca juga: IMOS+ sajikan berbagai kendaraan elektrik dalam pamerannya