SBY negarawan hebat, kata Tony Abbott
4 Juni 2014 20:07 WIB
Presiden Susilo Yudhoyono (kanan), saat berbincang dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott (kiri), seusai bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/9). Pertemuan itu membahas peningkatan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan penyelundupan manusia. Kini mereka bertemu lagi di Batam, Kepulauan Riau. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, koleganya, Presiden Susilo Yudhoyono sosok negarawan hebat yang mampu memimpin bangsanya dengan baik serta kiprahnya di tingkat internasional.
"Saat Presiden Yudhoyono tidak lagi menjabat, Indonesia akan kehilangan sosok negarawan, Australia kehilangan seorang teman," kata Abbott, dalam konferensi pers setelah pertemuan bilateral di Batam, Rabu.
Menurut Abbott, Yudhoyono telah menjadi presiden yang hebat dan teman yang baik bagi Australia.
Ia juga berpendapat, masa kepemimpinan SBY dapat disebut sebagai era perdamaian di luar negeri, kemakmuran di dalam negeri, konsolidasi demokrasi, dan penguatan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
"Saya akan sangat bangga untuk memanggil Anda sebagai teman saya," kata Abbott, mengacu pada diri Yudhoyono.
Abbott juga mengatakan, SBY merupakan negarawan senior dari Asia yang telah menunjukkan pengaruhnya dalam berbagai dewan di tingkat internasional.
Sebelumnya, Abbott tiba di Nongsa Point Marina & Resot, Batam, Rabu sore, guna menggelar pertemuan bilateral dengan Yudhoyono.
Yudhoyono didampingi lima menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (3/6), mengatakan, pertemuan itu tindak lanjut dari pembicaraan telepon Yudhoyono dan Abbott di sela-sela Konferensi Open Government Partnership, di Bali, pada 6 Mei 2014.
"Saat Presiden Yudhoyono tidak lagi menjabat, Indonesia akan kehilangan sosok negarawan, Australia kehilangan seorang teman," kata Abbott, dalam konferensi pers setelah pertemuan bilateral di Batam, Rabu.
Menurut Abbott, Yudhoyono telah menjadi presiden yang hebat dan teman yang baik bagi Australia.
Ia juga berpendapat, masa kepemimpinan SBY dapat disebut sebagai era perdamaian di luar negeri, kemakmuran di dalam negeri, konsolidasi demokrasi, dan penguatan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
"Saya akan sangat bangga untuk memanggil Anda sebagai teman saya," kata Abbott, mengacu pada diri Yudhoyono.
Abbott juga mengatakan, SBY merupakan negarawan senior dari Asia yang telah menunjukkan pengaruhnya dalam berbagai dewan di tingkat internasional.
Sebelumnya, Abbott tiba di Nongsa Point Marina & Resot, Batam, Rabu sore, guna menggelar pertemuan bilateral dengan Yudhoyono.
Yudhoyono didampingi lima menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (3/6), mengatakan, pertemuan itu tindak lanjut dari pembicaraan telepon Yudhoyono dan Abbott di sela-sela Konferensi Open Government Partnership, di Bali, pada 6 Mei 2014.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: