Jakarta (ANTARA) - Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengatakan bahwa Foreign Direct Investment/FDI (investasi yang berasal dari pihak luar negeri atau asing) ke Indonesia itu penting.

“Investasi asing ini penting. Saya perlu sampaikan, karena di kita kan banyak juga yang agak tidak pro-investasi asing,” kata dia dalam acara “Seminar Nasional: Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi” di Jakarta, Kamis.

Dia menyatakan bahwa kebutuhan terhadap investasi asing dilakukan secara “terpaksa” untuk menutup saving investment gap (kebutuhan investasi dalam perekonomian Indonesia tidak bisa dipenuhi dengan ketersediaan tabungan dalam negeri).

“Saving investment gap itu bertolak dari sebuah pemahaman bahwa harusnya investasi itu dari saving (tabungan). Jadi, dana yang kita simpan atau masyarakat simpan di bank, itu yang kemudian disalurkan oleh perbankan dalam bentuk kredit, yang kemudian digunakan sebagai pembiayaan investasi. Jadi harusnya ada keseimbangan antara saving dengan investment. Nah di kita tidak, kita punya kebutuhan investasi yang jauh lebih besar daripada saving kita, sehingga muncul yang disebut sebagai saving investment gap,” ucap Edy.

Karena itu, ketika dana dalam negeri tak cukup, investasi asing menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan penanaman modal yang semakin besar.

FDI Indonesia selama hampir satu dekade yaitu 28,53 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2014, 29,27 miliar dolar AS pada 2015, 28,96 miliar dolar AS pada 2018, 32,23 juta dolar AS pada 2017, lalu 29,30 miliar dolar AS pada 2018.

Selanjutnya 28,20 miliar dolar AS pada 2019, 28,66 miliar dolar AS pada 2020, 31,09 miliar dolar AS pada 2021, 45,60 miliar dolar AS pada 2022, dan 50,26 miliar dolar AS pada 2023.

Adapun sejumlah negara yang menanamkan investasi asing terbesar di Tanah Air antara lain ialah Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Malaysia, AS, Belanda, hingga Korea Selatan.

Baca juga: Investasi asing masuk tunjukkan kepercayaan pada potensi IKN
Baca juga: Menparekraf: Nilai investor tiga negara asing di IKN Rp1 triliun
Baca juga: INA dan Australia sepakati peningkatan kerja sama investasi