Ia mengatakan dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan pendapatan daerah di APBD, maka diperlukan sektor lain yang dapat mempercepat peningkatan perekonomian daerah, salah satunya melalui sektor investasi.
"Saat ini pendapatan di APBD Lampung baru terdiri dari dua variabel, yaitu penerimaan dari pajak kendaraan bermotor, lalu dari transfer dana dari pusat ke daerah, dan harus mencari variabel ketiga yang tidak terbatas yakni dari bisnis investasi dan pengelolaan sumber daya alam di Lampung," katanya lagi.
Dia melanjutkan, di Provinsi Lampung ada beberapa bidang yang dapat mendatangkan investasi bagi daerah yaitu dari pariwisata, perdagangan dan dari bidang jasa.
"Yang harus kami lakukan untuk memperbanyak investasi di Lampung dengan mempermudah izin investasi, dan memberikan kenyamanan bagi para investor yang ingin berinvestasi disini," ujar dia.
Ia menjelaskan di Provinsi Lampung pun ada beberapa proyek investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk menanamkan modalnya, seperti Kawasan Wisata Terpadu Bakauheni Harbour City (BHC) di Kabupaten Lampung Selatan, dan Agro Park di Bandarlampung yang akan dikembangkan sebagai pusat studi pertanian, peternakan, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura.
"Selain itu, investor pun bisa berinvestasi dalam pembangunan dan pengembangan kawasan Kotabaru, yang menjadi kebutuhan atas daerah pemerintahan yang nyaman bagi Provinsi Lampung. Karena kepadatan Kota Bandarlampung perlu segera diurai serta kualitas lingkungan hidup juga perlu ditingkatkan," katanya pula.
Menurut Samsudin, kawasan Kotabaru itu akan dibangun dengan paradigma baru, yaitu berlandaskan kepada pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Pada 2023, realisasi investasi di Provinsi Lampung mencapai Rp10,89 triliun yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp3,26 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,63 triliun.
Baca juga: Gubernur Lampung kembangkan investasi sektor kelautan di Pesisir Barat
Baca juga: Realisasi investasi Lampung di 2023 capai Rp10,8 triliun