Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) membantah anggapan kalau dirinya bersikap tegang selama Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

"Saya tidak tegang tapi saya memang menyampaikan pidato tentang sesuatu yang serius, jadi memang harus dibawakan dengan serius," kata Jokowi usai menghadiri rapat internal di Markas DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu.

Jokowi mengatakan pembawaannya yang "serius" semalam itu merupakan cara dia menyikapi banyaknya masalah intimidasi dan kampanye hitam sejak masa pemilihan umum legislatif.

"Tadi malam itu saya begitu karena masalah intimidasi dan black campaign terjadi di mana-mana seperti di Yogyakarta, di Jawa Barat, semua terjadi secara sistematis, makanya saya serius," katanya.

Lebih lanjut Jokowi menegaskan sikapnya itu untuk menyatakan kalau intimidasi selama pileg terjadi pada kubunya,

"Saya harus serius karena menunjukkan isu itu ada dan tidak boleh lagi terjadi," katanya.

Sementara saat disinggung isi pidatonya yang berulang kali menyebutkan kata "dua" yang dinilai merupakan kampanye terselubung, Jokowi memilih tidak ambil pusing.

"Memangnya kenapa kalau saya mengulang kata 'dua'? Masa saya tidak boleh menyebut angka dua?" katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan PDI-P Hasto Kristianto menyatakan acara Deklarasi Damai tadi malam bukanlah pertunjukan "Tebar Pesona" melainkan peristiwa politik penting yang memang harus disikapi dengan serius.

"Makanya semalam Pak Jokowi bicara dengan sikap tegas dengan tangan mengepal pandangan lurus ke depan, karena ini komitmen. Satu perbuatan untuk wujudkan pemilu damai," kata Hasto.

Seperti diketahui, pada Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai, Jokowi menyampaikan pidato yang menginginkan seluruh pihak bisa bergembira, tanpa merasa takut dan terintimidasi selama proses masa kampanye capres-cawapres 4 Juni--5 Juli 2014.

Jokowi juga menyatakan dirinya bersama cawapres Jusuf Kalla (JK) siap menjalankan amanat rakyat jika menang dalam Pilpres 2014 mendatang.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.