Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berkomitmen untuk mengelola sampah rumah tangga dan sampah yang diproduksi di wilayah itu dengan basis daur ulang, baik untuk sampah organik maupun sampah nonorganik.

"Komitmen ini dilakukan dengan skema rencana tambahan pengelolaan volume sampah hingga akhir 2024," kata Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo di Sleman, Kamis.

Menurut dia, pada 202, Pemkab Sleman meningkatkan tonase pengelolaan sampah hingga mencapai 84 ton per hari. Langkah ini dilakukan dengan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto.

Baca juga: DLH Sleman pasang sejumlah CCTV awasi pembuang sampah liar

"TPST Donokerto di Kapanewon (Kecamatan) Turi ini menjadi TPST ketiga, setelah TPST Tamanmartani Kalasan dan TPST Sendangsari Minggir," katanya.

Selain itu upaya pengelolaan sampah, kata dia, juga dilakukan dengan Gerakan Pengurangan Sampah Organik melalui biopori serta pengelolaan di lingkup TPST skala kecil.

"Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah organik ini. Kami juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pembuatan biopori kepada masyarakat," katanya.

Kusno yang didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani mengungkapkan bahwa hingga Juni 2024 Kabupaten Sleman berhasil menangani 104,4 ton sampah per hari, yang dikelola di TPST Tamanmartani dan TPST Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) serta di sejumlah lokasi sarana pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman.

Baca juga: Pemkab Sleman wajibkan seluruh pegawai memiliki biopori

"Dengan upaya tersebut Pemkab Sleman dapat mengelola 43 persen dari total sampah yang dihasilkan wilayah Sleman," katanya.

Ia mengatakan pada 2025 Pemkab Sleman berencana melakukan pembangunan TPST Gamping, optimalisasi TPS3R dan optimalisasi transfer depo.

"Dengan upaya ini diharapkan Pemkab Sleman dapat melayani 141 ton timbunan sampah per hari," katanya.

Baca juga: TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah menjadi RDF