Suriah bebaskan lebih dari 300 tahanan
4 Juni 2014 15:03 WIB
Ilustrasi. Sejumlah tahanan Suriah, yang ditangkap karena terlibat aksi unjuk rasa menentang rezime Presiden Suriah Bashar al-Assad, menandatangani surat pembebasan mereka di gedung kepimpinan polisi Damaskus, Suriah, Sabtu (1/9). (REUTERS/Stringer)
Amman (ANTARA News) - Lebih dari 300 tahanan di penjara pusat Aleppo dibebaskan, 13 bulan setelah pengepungan oleh kelompok oposisi bersenjata terhadap pasukan pemerintah di penjara itu, kata televisi negara Suriah, Selasa.
Televisi Suriah mengatakan, 363 tahanan telah dibebaskan, 20 tahanan di antaranya mendapat pengampunan khusus karena dukungan mereka kepada pasukan rezim selama pengepungan dan penyerbuan ke penjara itu.
Menurut televisi Suriah, ini adalah bagian pertama pembebasan tahanan dan akan diikuti oleh kelompok-kelompok lain dari penjara pusat Aleppo, demikian seperti dilaporkan KUNA.
Pembebasan itu dilakukan bertepatan dengan pemilihan presiden Selasa, dengan lebih dari 15 juta orang memenuhi syarat sebagai pemilih untuk memberikan suara untuk memilih satu dari tiga calon presiden yakni Presiden petahana Bashar al-Assad, mantan menteri Hassan An-Noursi dan anggota parlemen Maher Hajjar.
Pemungutan suara diselenggarakan kendati ada penolakan dari oposisi dan pendukung Barat mereka, yang menolak pemungutan suara dan disebutnya sebagai "lelucon".
(H-AK)
Televisi Suriah mengatakan, 363 tahanan telah dibebaskan, 20 tahanan di antaranya mendapat pengampunan khusus karena dukungan mereka kepada pasukan rezim selama pengepungan dan penyerbuan ke penjara itu.
Menurut televisi Suriah, ini adalah bagian pertama pembebasan tahanan dan akan diikuti oleh kelompok-kelompok lain dari penjara pusat Aleppo, demikian seperti dilaporkan KUNA.
Pembebasan itu dilakukan bertepatan dengan pemilihan presiden Selasa, dengan lebih dari 15 juta orang memenuhi syarat sebagai pemilih untuk memberikan suara untuk memilih satu dari tiga calon presiden yakni Presiden petahana Bashar al-Assad, mantan menteri Hassan An-Noursi dan anggota parlemen Maher Hajjar.
Pemungutan suara diselenggarakan kendati ada penolakan dari oposisi dan pendukung Barat mereka, yang menolak pemungutan suara dan disebutnya sebagai "lelucon".
(H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: