Moskow (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan lebih dari 700.000 orang, termasuk anak-anak, terpaksa meninggalkan rumah mereka di Haiti akibat krisis kemanusiaan dan kekerasan geng di negara itu mengalami peningkatan 22 persen dibandingkan Juni lalu.

"Lebih dari 700.000 orang, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, kini terpaksa mengungsi di seluruh Haiti," menurut laporan baru dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

"Angka terbaru ini menunjukkan peningkatan 22 persen dalam jumlah pengungsi internal sejak bulan Juni, yang menyoroti memburuknya situasi kemanusiaan," kata IOM dalam pernyataannya pada Rabu (2/10).

Pada saat yang sama, dalam tujuh bulan terakhir, lebih dari 110.000 orang terpaksa melarikan diri dari rumah mereka akibat kekerasan geng kriminal, terutama di Gressier, tambah pernyataan tersebut.

"Mayoritas pengungsi di Haiti, sekitar 75 persen, kini berlindung di provinsi-provinsi negara tersebut, dengan wilayah Grand Sud sendiri menampung 45 persen dari semua warga yang mengungsi," bunyi pernyataan tersebut.

Haiti telah lama terjebak dalam krisis sosial-ekonomi dan politik yang memburuk setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 2021.

Negara itu juga menghadapi peningkatan kekerasan geng kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti pemerasan dan penculikan.

Sumber: Sputnik-OANA

​​​​​​​Baca juga: PBB: Kebakaran kapal di lepas pantai Haiti tewaskan 40 migran
Baca juga: Kepala bantuan PBB alokasi 12 juta dolar AS untuk atasi situasi Haiti
Baca juga: PBB: Kekerasan geng Haiti tewaskan 3.600 orang lebih sejak awal 2024