Petani tembakau di Jember khawatirkan cuaca
4 Juni 2014 11:57 WIB
Memasuki musim kemarau di bulan Juni ini, petani tembakau mulai menanam komoditas tembakau aneka jenis seperti tembakau bawah naungan (Naoogst), juga kasturi. (ANTARA FOTO/Seno)
Jember (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai menanam tembakau jenis kasturi, meski masih dibayangi kekhawatiran dengan cuaca yang masih diguyur hujan cukup tinggi.
"Puncak musim tanam tembakau di Jember pada minggu pertama di bulan Juni, namun sebagian petani yang memiliki lahan kering sudah menanam tembakau lebih awal pada April dan ada juga petani yang menanam pada pertengahan Mei lalu" kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember Hendro Handoko, Rabu.
Tahun lalu petani melakukan tambal sulam karena sebagian tanaman rusak akibat curah hujan yang cukup tinggi, namun tahun ini cuacanya justru mendukung para petani untuk menanam tembakau kasturi, katanya.
"Kalau di Jember bagian timur, barat, dan utara sudah tidak pernah turun hujan, sedangkan informasi yang kami terima hujan masih mengguyur kawasan kota Jember dan mudah-mudahan segera memasuki musim kemarau," katanya.
Ia menjelaskan luas lahan tembakau kasturi di Jember pada tahun 2013 mencapai 15 ribu hektare.
"Jember memang dikenal dengan Kota Tembakau dan sebagian petani masih tetap menanam tembakau, meskipun rugi jutaan rupiah akibat anomali cuaca yang tidak bisa diprediksi," katanya.
Sementara salah seorang petani tembakau Iwan mengaku sudah menanam tanaman tembakau pada pertengahan Mei 2014 karena curah hujan di kawasan setempat sudah mulai berkurang.
"Puncak masa tanam tembakau memang awal Juni, namun saya menanam lebih awal karena melihat cuaca yang cukup mendukung untuk memulai tanam tembakau," ujarnya.
"Puncak musim tanam tembakau di Jember pada minggu pertama di bulan Juni, namun sebagian petani yang memiliki lahan kering sudah menanam tembakau lebih awal pada April dan ada juga petani yang menanam pada pertengahan Mei lalu" kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember Hendro Handoko, Rabu.
Tahun lalu petani melakukan tambal sulam karena sebagian tanaman rusak akibat curah hujan yang cukup tinggi, namun tahun ini cuacanya justru mendukung para petani untuk menanam tembakau kasturi, katanya.
"Kalau di Jember bagian timur, barat, dan utara sudah tidak pernah turun hujan, sedangkan informasi yang kami terima hujan masih mengguyur kawasan kota Jember dan mudah-mudahan segera memasuki musim kemarau," katanya.
Ia menjelaskan luas lahan tembakau kasturi di Jember pada tahun 2013 mencapai 15 ribu hektare.
"Jember memang dikenal dengan Kota Tembakau dan sebagian petani masih tetap menanam tembakau, meskipun rugi jutaan rupiah akibat anomali cuaca yang tidak bisa diprediksi," katanya.
Sementara salah seorang petani tembakau Iwan mengaku sudah menanam tanaman tembakau pada pertengahan Mei 2014 karena curah hujan di kawasan setempat sudah mulai berkurang.
"Puncak masa tanam tembakau memang awal Juni, namun saya menanam lebih awal karena melihat cuaca yang cukup mendukung untuk memulai tanam tembakau," ujarnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: