Balai Besar TNLL siap rehabilitasi 275 hektare hutan
4 Juni 2014 10:51 WIB
Ilustrasi - Seorang warga membawa bibit pohon untuk ditanam dalam program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di lokasi bekas perambahan hutan di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Desa Bunga Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (12/11). Sebanyak 27.500 pohon ditanam oleh pihak Balai Besar TNLL bersama pemerintah setempat dan masyarakat pada area itu guna memulihkan kawasan TNLL yang rusak akibat perambahan hutan. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Palu (ANTARA News) - Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) siap merehabilitasi 275 hektare hutan di Kawasan TNLL.
"Hutan yang akan direhabilitasi itu tersebar di beberapa titik yang telah terjadi perambahan," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNLL, Ahmad Yani, di Palu, Rabu.
Ia mengatakan luas areal hutan yang telah mengalami perambahan dan perlu direhabilitasi di TNLL cukup besar. Hanya saja, luas lahan yang dianggarkan untuk direhabilitasi pada tahun 2014 ini sangat minim dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Luas lahan terbesar yang perlu direhabilitasi di Kawasan Taman Nasional adalah wilayah Dongi-Dongi dan Kamarora di Kabupaten Sigi. Kemudian, Dataran Napu di Kecamatan Lore Selatan, Lore Tengah, Lore Barat dan Lore Utama di Kabupaten Poso," katanya tanpa merinci luas areal yang telah mengalami perambahan lahan kebun dan permukiman penduduk itu.
Kawasan TNLL sebagian masuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.
Menurut dia, program rehabilitasi sangat penting guna mengantisipasi berbagai bencana alam yang bisa saja terjadi akibat hutan yang terus-menerus mengalami penurunan fungsi.
Di Kawasan TNLL itu sudah banyak di sulap menjadi kebun masyarakat sehingga fungsi hutan semakin hilang dan jika terus dibiarkan menimbulkan bencana alam banjir dan tanah longsor. Seperti yang terjadi belum lama ini, dua desa di Kabupaten Sigi yang ada di sekitar Kawasan Taman Nasional diterjang banjir dan tanah longsor.
Akibatnya sebanyak 84 rumah penduduk di dua desa di Kecamatan Nokilalaki rusak dan delapan rumah lainnya hancur. Bahkan sarana air bersih berupa dua bak penampungan sumber air bersih berserta ratusan jaringan pipa rusak diterjang banjir.
Ia berharap masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan TNLL ikut menjaga hutan bukan sebaliknya merusak atau membuka kebun. Selain tidak dibenarkan, warga yang terbukti merambah hutan, termasuk untuk kebutuhan lahan kebun akan di tindak tegas sesuai hukum berlaku.
"Tidak pandang bulu. Siapa saja, termasuk oknum petugas atau karyawan TNLL," ujarnya.
(BK03)
"Hutan yang akan direhabilitasi itu tersebar di beberapa titik yang telah terjadi perambahan," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNLL, Ahmad Yani, di Palu, Rabu.
Ia mengatakan luas areal hutan yang telah mengalami perambahan dan perlu direhabilitasi di TNLL cukup besar. Hanya saja, luas lahan yang dianggarkan untuk direhabilitasi pada tahun 2014 ini sangat minim dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Luas lahan terbesar yang perlu direhabilitasi di Kawasan Taman Nasional adalah wilayah Dongi-Dongi dan Kamarora di Kabupaten Sigi. Kemudian, Dataran Napu di Kecamatan Lore Selatan, Lore Tengah, Lore Barat dan Lore Utama di Kabupaten Poso," katanya tanpa merinci luas areal yang telah mengalami perambahan lahan kebun dan permukiman penduduk itu.
Kawasan TNLL sebagian masuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.
Menurut dia, program rehabilitasi sangat penting guna mengantisipasi berbagai bencana alam yang bisa saja terjadi akibat hutan yang terus-menerus mengalami penurunan fungsi.
Di Kawasan TNLL itu sudah banyak di sulap menjadi kebun masyarakat sehingga fungsi hutan semakin hilang dan jika terus dibiarkan menimbulkan bencana alam banjir dan tanah longsor. Seperti yang terjadi belum lama ini, dua desa di Kabupaten Sigi yang ada di sekitar Kawasan Taman Nasional diterjang banjir dan tanah longsor.
Akibatnya sebanyak 84 rumah penduduk di dua desa di Kecamatan Nokilalaki rusak dan delapan rumah lainnya hancur. Bahkan sarana air bersih berupa dua bak penampungan sumber air bersih berserta ratusan jaringan pipa rusak diterjang banjir.
Ia berharap masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan TNLL ikut menjaga hutan bukan sebaliknya merusak atau membuka kebun. Selain tidak dibenarkan, warga yang terbukti merambah hutan, termasuk untuk kebutuhan lahan kebun akan di tindak tegas sesuai hukum berlaku.
"Tidak pandang bulu. Siapa saja, termasuk oknum petugas atau karyawan TNLL," ujarnya.
(BK03)
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: