Denpasar (ANTARA) - Sejumlah kepala sekolah di Denpasar, Bali mengakui berbagai program yang ada pada transformasi digital pendidikan yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membantu mereka dalam mengembangkan pembelajaran siswa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala SDN 9 Padangsambian, Ni Putu Devi Wahyuni, Kepala SMPN 9, Ni Wayan Raiyani, dan Kepala SMAN 3, Kadek Dwi Rustinawati dalam kunjungan delegasi mancanegara ke sekolah mereka masing-masing, sebagai bagian dari rangkaian agenda Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 di Denpasar, Rabu.

"Dulu, guru-guru hanya mengandalkan buku teks sebagai acuan utama pengajaran. Namun setelah menggunakan Platform Merdeka Mengajar, kami menemukan banyak metode pengajaran yang variatif dan menyenangkan, termasuk pembelajaran terdiferensiasi dan asesmen yang beragam," kata Devi.

Devi mengatakan teknologi tersebut mendorong para guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Hasilnya, anak-anak lebih antusias belajar dan prestasi mereka juga meningkat.

Sementara itu, Kepala SMPN 9 Denpasar, Ni Wayan Raiyani, menyoroti pentingnya platform Rapor Pendidikan dalam membantu meningkatkan kualitas perencanaan dan manajemen sekolah.

"Sebelum adanya Rapor Pendidikan, perencanaan sekolah seringkali tidak didukung oleh data yang kuat. Sekarang, dengan platform ini, perencanaan kami menjadi lebih terarah dan berbasis data yang jelas, sehingga dapat meningkatkan kualitas manajemen sekolah, guru, dan murid," ujarnya.

Kemudian, Kepala SMAN 3 Denpasar, Kadek Dwi Rustinawati, juga menyampaikan manfaat besar dari penggunaan teknologi dalam proses administrasi sekolah, yang salah satunya dibantu melalui Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS).

"Di bawah payung Merdeka Belajar, teknologi telah memudahkan banyak aspek administrasi, termasuk melalui fitur otomatis di ARKAS yang sangat membantu dalam penghitungan dan pelaporan pajak," ungkapnya.

Dwi menyebut teknologi ARKAS membantu proses administrasi menjadi lebih cepat dan efisien, sehingga para guru memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pengembangan murid dibandingkan dengan laporan administrasi.

Transformasi digital pendidikan di Indonesia yang diejawantahkan melalui Program Merdeka Belajar mendapatkan apresiasi dari Pimpinan Gateways, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Mark West yang mengaku terkesima dengan pemilihan kata "Merdeka" yang melambangkan emansipasi pembelajaran dan kemerdekaan berkreasi.

"Teknologi dalam pendidikan yang dibangun oleh Kemendikbudristek Indonesia memungkinkan kepala sekolah dan pengajar untuk menggunakan waktunya dengan lebih baik, berinteraksi dan berdiskusi di luar ruang kelas, serta menggunakan data untuk pengambilan keputusan-keputusan strategis," tutur Mark West.

Diketahui, Pemerintah Provinsi Bali merupakan salah satu yang mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan, sehingga dalam Anugerah Merdeka Belajar 2024 beberapa waktu lalu, mereka mendapatkan anugerah utama kategori Pemerintah Daerah Transformatif dari Kemendikbudristek.

Baca juga: Nadiem: Teknologi bukan lagi opsi penentuan kebijakan, tapi kewajiban
Baca juga: Nadiem tekankan pola "user-centered" dalam transformasi pendidikan RI