Ismail Sabri dan MABMI sepakat majukan budaya Melayu
2 Oktober 2024 20:53 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Prof DR OK Saidin (ketiga kiri) menyerahkan cenderamata berupa sepasang kain songket tenunan khas Batu Bara ke Perdana Menteri (PM) Malaysia ke-9 Ismail Sabri Yaakob (ketiga kanan) di Kuala Lumpur, Jumat (27/9/2024). (ANTARA/HO-MABMI)
Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia ke-9 Ismail Sabri Yaakob dan Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) sepakat menjalin kerja sama untuk memajukan budaya dan pendidikan masyarakat Melayu di Indonesia dan Malaysia.
Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Prof DR OK Saidin dalam keterangan tertulis diterima di Kuala Lumpur, Rabu mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri ke-9 Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Kuala Lumpur dan menyepakati kerja sama itu pada Senin (28/9).
Ismail Sabri merupakan penggagas Simposium Antarabangsa Aspirasi Bahasa Melayu (SAABM) dan dikenal gigih mengangkat martabat Melayu.
“MABMI memandang tinggi usaha yang digerakkan oleh Datuk Seri Ismail Sabri sebelum dan semasa Perdana Menteri Malaysia hingga hari ini. Kami menilai Pak Ismail Sabri seorang pejuang Bahasa Melayu,” ujar OK Saidin.
Menurut dia, telah banyak usaha yang dilakukannya, di antaranya mempromosikan Bahasa Melayu saat berpidato resmi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 24 September 2022.
“Ini tidak saja menjadi sejarah tapi juga membanggakan warga Melayu,” kata OK Saidin.
Ismail Sabri, menurut dia, juga gigih mendorong Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN, karena ada sekitar 350 juta rakyat di negara kawasan ini menggunakan bahasa tersebut dalam berkomunikasi.
“Di forum ASEAN, para pemimpin Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia, begitu juga Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. Bahasa ini juga digunakan warga Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan di sejumlah negara ASEAN lainnya. Akar bahasa negara-negara itu sama, yakni Melayu,” ujar dia.
Dalam pertemuan dengan Ismail Sabri tersebut, OK Saidin yang didampingi pengurus PB MABMI, antara lain Asro Kamal Rokan, Datuk Adil Fredy Haberham, AzrinNaim, dan Faris Saleh Bashel, memberikan cenderamata berupa sepasang kain songket tenunan khas Batu Bara.
Ismail Sabri mengatakan MABMI telah memainkan peranan yang sangat penting dalam melestarikan budaya Melayu di Indonesia.
“Usaha MABMI tidak saja tertumpu untuk memperkuat budaya Melayu, tetapi juga melintasi aspek ekonomi dan pendidikan. Kita dapat berbagi pemikiran dalam memperkasakan Bahasa Melayu secara internasional,” kata Ismail Sabri, yang menyatakan kesediaannya untuk hadir sebagai pembicara seminar Melayu yang diselenggarakan PB MABMI di Medan dalam waktu dekat.
MABMI yang didirikan pada 1971 adalah sebuah lembaga sosiokultural tempat berhimpunnya masyarakat Melayu Indonesia, bertujuan mengangkat, memelihara dan mengembangkan adat kebudayaan Melayu. Cabang MABMI tersebar hampir di seluruh Indonesia, termasuk Perwakilan MABMI Malaysia, yang dilantik pada Sabtu (27/9), di Kuala Lumpur.
Baca juga: Majelis Adat Melayu RI-Malaysia sepakat perkuat pemajuan Budaya Melayu
Baca juga: PB MABMI minta Pemerintah dan DPR sahkan UU Masyarakat Adat
Baca juga: Presiden minta MABMI ikut mengawal persatuan bangsa
Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Prof DR OK Saidin dalam keterangan tertulis diterima di Kuala Lumpur, Rabu mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri ke-9 Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Kuala Lumpur dan menyepakati kerja sama itu pada Senin (28/9).
Ismail Sabri merupakan penggagas Simposium Antarabangsa Aspirasi Bahasa Melayu (SAABM) dan dikenal gigih mengangkat martabat Melayu.
“MABMI memandang tinggi usaha yang digerakkan oleh Datuk Seri Ismail Sabri sebelum dan semasa Perdana Menteri Malaysia hingga hari ini. Kami menilai Pak Ismail Sabri seorang pejuang Bahasa Melayu,” ujar OK Saidin.
Menurut dia, telah banyak usaha yang dilakukannya, di antaranya mempromosikan Bahasa Melayu saat berpidato resmi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 24 September 2022.
“Ini tidak saja menjadi sejarah tapi juga membanggakan warga Melayu,” kata OK Saidin.
Ismail Sabri, menurut dia, juga gigih mendorong Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN, karena ada sekitar 350 juta rakyat di negara kawasan ini menggunakan bahasa tersebut dalam berkomunikasi.
“Di forum ASEAN, para pemimpin Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia, begitu juga Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. Bahasa ini juga digunakan warga Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan di sejumlah negara ASEAN lainnya. Akar bahasa negara-negara itu sama, yakni Melayu,” ujar dia.
Dalam pertemuan dengan Ismail Sabri tersebut, OK Saidin yang didampingi pengurus PB MABMI, antara lain Asro Kamal Rokan, Datuk Adil Fredy Haberham, AzrinNaim, dan Faris Saleh Bashel, memberikan cenderamata berupa sepasang kain songket tenunan khas Batu Bara.
Ismail Sabri mengatakan MABMI telah memainkan peranan yang sangat penting dalam melestarikan budaya Melayu di Indonesia.
“Usaha MABMI tidak saja tertumpu untuk memperkuat budaya Melayu, tetapi juga melintasi aspek ekonomi dan pendidikan. Kita dapat berbagi pemikiran dalam memperkasakan Bahasa Melayu secara internasional,” kata Ismail Sabri, yang menyatakan kesediaannya untuk hadir sebagai pembicara seminar Melayu yang diselenggarakan PB MABMI di Medan dalam waktu dekat.
MABMI yang didirikan pada 1971 adalah sebuah lembaga sosiokultural tempat berhimpunnya masyarakat Melayu Indonesia, bertujuan mengangkat, memelihara dan mengembangkan adat kebudayaan Melayu. Cabang MABMI tersebar hampir di seluruh Indonesia, termasuk Perwakilan MABMI Malaysia, yang dilantik pada Sabtu (27/9), di Kuala Lumpur.
Baca juga: Majelis Adat Melayu RI-Malaysia sepakat perkuat pemajuan Budaya Melayu
Baca juga: PB MABMI minta Pemerintah dan DPR sahkan UU Masyarakat Adat
Baca juga: Presiden minta MABMI ikut mengawal persatuan bangsa
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2024
Tags: