Kemenko Perekonomian berharap program prakerja berlanjut
2 Oktober 2024 20:46 WIB
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari saat media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/10/2024). ANTARA/Imamatul Silfia
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso berharap pemerintah mendatang dapat melanjutkan program prakerja karena memberikan dampak positif.
"Secara program, kami mendorong program kartu prakerja berlanjut. Semua sangat relevan dan mestinya sangat positif untuk dilanjutkan," kata Susi saat media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, sejak diluncurkan pada April 2020 hingga saat ini, prakerja telah memberikan akses skilling, reskilling, dan upskiling kepada lebih dari 18,9 juta orang penerima.
Selama 2020-2022, prakerja menjadi bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat pandemi COVID-19. Seiring dengan berakhirnya pandemi, mulai 2023, prakerja diimplementasikan dengan skema normal.
Setiap peserta memperoleh manfaat berupa beasiswa pelatihan sebesar Rp3,5 juta yang bisa dimanfaatkan untuk mengikuti berbagai pelatihan baik moda webinar, tatap muka, maupun pembelajaran mandiri, yang tersedia di ekosistem prakerja.
Sampai saat ini, prakerja juga telah melakukan kegiatan bersama para alumni di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus diundang ke dalam lebih dari 20 forum internasional untuk berbagi praktik baik.
Dampak positif prakerja juga tercermin pada hasil Riset Presisi Indonesia pada 2021, yang mana penerima perempuan prakerja mengalami peningkatan pendapatan sebesar 33 persen lebih tinggi dibanding nonpenerima perempuan.
Di samping itu, hasil studi Svara Institute pada 2023 menemukan peningkatan pendapatan penerima prakerja hingga 17,6 persen lebih tinggi dibanding nonpenerima.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menambahkan program ini telah membantu para pencari kerja di Indonesia.
Tidak hanya untuk pengangguran, program kartu prakerja juga membantu peserta yang sudah bekerja namun ingin berpindah karier atau berwirausaha.
"Peserta prakerja yang menganggur itu 61 persen, yang bekerja 39 persen. Setelah dua bulan pelatihan, angka yang bekerja berubah menjadi 55 persen. Jadi, setelah dua bulan, yang mengatakan sudah bekerja atau berwirausaha itu sudah dominan," jelas dia.
Baca juga: Jumlah alumni Prakerja di Sumsel mencapai 602 ribu orang
Baca juga: Pengamat: Program Prakerja perlu intensif sasar angkatan kerja muda
Baca juga: Airlangga: Program Prakerja berlanjut di pemerintahan Prabowo-Gibran
"Secara program, kami mendorong program kartu prakerja berlanjut. Semua sangat relevan dan mestinya sangat positif untuk dilanjutkan," kata Susi saat media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, sejak diluncurkan pada April 2020 hingga saat ini, prakerja telah memberikan akses skilling, reskilling, dan upskiling kepada lebih dari 18,9 juta orang penerima.
Selama 2020-2022, prakerja menjadi bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat pandemi COVID-19. Seiring dengan berakhirnya pandemi, mulai 2023, prakerja diimplementasikan dengan skema normal.
Setiap peserta memperoleh manfaat berupa beasiswa pelatihan sebesar Rp3,5 juta yang bisa dimanfaatkan untuk mengikuti berbagai pelatihan baik moda webinar, tatap muka, maupun pembelajaran mandiri, yang tersedia di ekosistem prakerja.
Sampai saat ini, prakerja juga telah melakukan kegiatan bersama para alumni di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus diundang ke dalam lebih dari 20 forum internasional untuk berbagi praktik baik.
Dampak positif prakerja juga tercermin pada hasil Riset Presisi Indonesia pada 2021, yang mana penerima perempuan prakerja mengalami peningkatan pendapatan sebesar 33 persen lebih tinggi dibanding nonpenerima perempuan.
Di samping itu, hasil studi Svara Institute pada 2023 menemukan peningkatan pendapatan penerima prakerja hingga 17,6 persen lebih tinggi dibanding nonpenerima.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menambahkan program ini telah membantu para pencari kerja di Indonesia.
Tidak hanya untuk pengangguran, program kartu prakerja juga membantu peserta yang sudah bekerja namun ingin berpindah karier atau berwirausaha.
"Peserta prakerja yang menganggur itu 61 persen, yang bekerja 39 persen. Setelah dua bulan pelatihan, angka yang bekerja berubah menjadi 55 persen. Jadi, setelah dua bulan, yang mengatakan sudah bekerja atau berwirausaha itu sudah dominan," jelas dia.
Baca juga: Jumlah alumni Prakerja di Sumsel mencapai 602 ribu orang
Baca juga: Pengamat: Program Prakerja perlu intensif sasar angkatan kerja muda
Baca juga: Airlangga: Program Prakerja berlanjut di pemerintahan Prabowo-Gibran
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: