Kemendagri ungkap pentingnya Quintuple Helix bangun desa di perbatasan
2 Oktober 2024 20:44 WIB
Dirjen Bina Pemdes Kementerian Dalam Negeri La Ode Ahmad P. Bolombo (kiri) pada Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2024 yang bertajuk "Sosia Saintika: Kelindan Asa dalam Karya Anak Bangsa" di Ruang Apung Perpustakaan UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (2/10/2024). ANTARA/HO-Puspen Kemendagri/am.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri La Ode Ahmad P. Bolombo menekankan pentingnya pendekatan Quintuple Helix dalam upaya pembangunan desa di wilayah perbatasan dan kepulauan kecil.
Hal itu disampaikan La Ode pada Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2024 yang bertajuk “Sosia Saintika: Kelindan Asa dalam Karya Anak Bangsa” di Ruang Apung Perpustakaan UI, Depok, Jawa Barat, Rabu.
La Ode menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor melalui konsep Quintuple Helix bukanlah sekadar jargon. Ini merupakan pendekatan strategis yang melibatkan lima elemen penting, pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan lingkungan.
Setiap pihak harus memahami peranannya masing-masing, karena pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya dan lebih berperan sebagai pembuat kebijakan.
Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi nyata dari berbagai pihak untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
“Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, kolaborasi Quintuple Helix perlu diharmonisasikan dari perencanaan hingga evaluasi. Setiap elemen memiliki peran penting. Dengan kolaborasi yang harmonis antara berbagai pihak ini, pembangunan wilayah perbatasan dan kepulauan kecil di Indonesia diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan efisien,” kata La Ode dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dalam konteks wilayah perbatasan dan kepulauan kecil, dia menerangkan bahwa terdapat 1.952 desa di wilayah perbatasan.
Dirinya pun memberikan contoh konkret terkait penanganan stunting. Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri, dan diperlukan peran penting dari semua pihak termasuk dari pemerintah daerah hingga pemerintah desa.
La Ode juga menambahkan pentingnya penanganan inflasi di tingkat kabupaten/kota, di mana desa harus memastikan kebutuhan pokok terpenuhi, dimulai dengan pendataan di tingkat keluarga.
Selain pentingnya Quintuple Helix, La Ode juga menyoroti program pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa yang sedang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung penguatan pemerintahan dan pembangunan di desa.
Pelatihan P3PD tahun 2024 ini mencakup 9 pokok bahasan, antara lain, penyusunan peraturan desa, perencanaan pembangunan desa yang inovatif dan visioner, pengelolaan keuangan desa yang transparan, Gerakan PKK dan Posyandu, kewirausahaan desa, pengelolaan data dan informasi desa, hingga materi kepemimpinan.
"Melalui pelatihan peningkatan kapasitas aparatur desa yang sedang berlangsung saat ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan nasional. Desa maju, daerah maju, Indonesia maju," pungkasnya.
Acara Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2024 ini juga menampilkan diseminasi dan pameran produk serta prototipe hasil program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan solusi inovatif bagi pembangunan desa.
Hal itu disampaikan La Ode pada Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2024 yang bertajuk “Sosia Saintika: Kelindan Asa dalam Karya Anak Bangsa” di Ruang Apung Perpustakaan UI, Depok, Jawa Barat, Rabu.
La Ode menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor melalui konsep Quintuple Helix bukanlah sekadar jargon. Ini merupakan pendekatan strategis yang melibatkan lima elemen penting, pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan lingkungan.
Setiap pihak harus memahami peranannya masing-masing, karena pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya dan lebih berperan sebagai pembuat kebijakan.
Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi nyata dari berbagai pihak untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
“Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, kolaborasi Quintuple Helix perlu diharmonisasikan dari perencanaan hingga evaluasi. Setiap elemen memiliki peran penting. Dengan kolaborasi yang harmonis antara berbagai pihak ini, pembangunan wilayah perbatasan dan kepulauan kecil di Indonesia diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan efisien,” kata La Ode dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dalam konteks wilayah perbatasan dan kepulauan kecil, dia menerangkan bahwa terdapat 1.952 desa di wilayah perbatasan.
Dirinya pun memberikan contoh konkret terkait penanganan stunting. Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri, dan diperlukan peran penting dari semua pihak termasuk dari pemerintah daerah hingga pemerintah desa.
La Ode juga menambahkan pentingnya penanganan inflasi di tingkat kabupaten/kota, di mana desa harus memastikan kebutuhan pokok terpenuhi, dimulai dengan pendataan di tingkat keluarga.
Selain pentingnya Quintuple Helix, La Ode juga menyoroti program pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa yang sedang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung penguatan pemerintahan dan pembangunan di desa.
Pelatihan P3PD tahun 2024 ini mencakup 9 pokok bahasan, antara lain, penyusunan peraturan desa, perencanaan pembangunan desa yang inovatif dan visioner, pengelolaan keuangan desa yang transparan, Gerakan PKK dan Posyandu, kewirausahaan desa, pengelolaan data dan informasi desa, hingga materi kepemimpinan.
"Melalui pelatihan peningkatan kapasitas aparatur desa yang sedang berlangsung saat ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan nasional. Desa maju, daerah maju, Indonesia maju," pungkasnya.
Acara Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2024 ini juga menampilkan diseminasi dan pameran produk serta prototipe hasil program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan solusi inovatif bagi pembangunan desa.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024
Tags: