Dua pekerja korban ruko ambruk meninggal dunia
3 Juni 2014 23:03 WIB
Petugas dan relawan membantu proses evakuasi korban yang tertimbun proyek bangunan yang roboh di Perumahan Cenderawasih Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (3/6). (ANTARA FOTO/Rio Ferdinanto)
Samarinda (ANTARA News) - Dua pekerja rumah toko (ruko) tiga lantai di Jalan Ahmad Yani Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang ambruk pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WITA meninggal dunia setelah sempat dievakuasi ke rumah sakit.
"Tadi sore, dua pekerja berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit RSUD AW Syahranie Samarinda. Namun, keduanya akhirnya meninggal dunia akibat menderita luka yang cukup parah," ungkap Kepala Seksi Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan Mujiono, di temui di di lokasi ruko ambruk, Selasa malam.
Ia mengatakan kedua pekerja bangunan ruko yang meninggal tersebut adalah Kasiran dan Kadori.
Hingga saat ini, kata Mujiono, dari 14 pekerja yang dinyatakan hilang dan diduga tertimbun di retuntuhan ruko, sudah empat orang yang berhasil ditemukan, dua diantaranya meninggal dunia dan dua lainnya menderita luka-luka dan hingga kini masih dirawat di rumah sakit.
"Dari 14 orang yang dinyatakan terjebak di reruntuhan ruko itu, empat berhasil dievakuasi, dua diantaranya meninggal dunia dan dua menderita luka-luka. Kedua korban terluka yakni Paiman dan Suyaji saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD AW Syahranie Samarinda," kata Mujiono.
Ke-10 pekerja yang diduga tertimbun runtuhan bangunan ruko yakni, Toni, Surani, Deron Pamudi, Abdul Makrub, Toyo, Rudi Surianto, Jono, Sugianto, Jarwo serta Jarno.
Ruko di kompleks perumahan Cendrawasih Permai itu ambruk pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WITA.
Saat itu, terdapat 84 pekerja yang berada di dalam ruko berlantai tiga tersebut, 64 orang berhasil selamat sementara lima orang menderita luka-luka.
Suyanto, salah seorang pekerja yang berhasil diselamatkan mengaku saat kejadian dia bersama rekan-rekannya masih terlelap tidur.
"Tiba-tiba terdengar suara retakan kemudian gedung di bagian depan ambruk. Saya bersama teman-teman langsung menyelamatkan diri namun sejumlah pekerja yang berada di bagian gedung yang ambruk itu langsung tertimbun," kata Suyatno yang mengaku baru dua minggu bekerja sebagai buruh di ruko yang ambruk tersebut.
Kejadian itu, kata dia, berlangsung sekitar pukul 06.00 WITA, saat sebagian pekerja masih terlelap tidur sementara lainnya sudah siap beraktivitas.
Pekerja yang mengaku berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, itu mengaku para buruh yang terjebak di gedung ambruk tersebut diduga tengah terlelap tidur.
"Kebetulan, tempat saya memang di bagian sebelah gedung yang ambruk itu sehingga begitu mendengar ada suara, saya langsung terbangun dan segera berlari. Kemungkinan, mereka yang tertimbun karena masih tertidur," ujar Suyatno.
Pekerja lainnya yang berhasil selamat, Defri (18) juga mengaku berhasil menyelamatkan diri setelah mendengar suara gemuruh.
"Saya baru saja selesai mandi kemudian mendengar suara gemuruh disusul teriakan minta tolong sehingga saya langsung lari ke luar gedung," kata Defri yang mengaku juga berasal dari Tulungagung dan sudah bekerja selama dua bulan di tempat itu.
(A053/M025)
"Tadi sore, dua pekerja berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit RSUD AW Syahranie Samarinda. Namun, keduanya akhirnya meninggal dunia akibat menderita luka yang cukup parah," ungkap Kepala Seksi Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan Mujiono, di temui di di lokasi ruko ambruk, Selasa malam.
Ia mengatakan kedua pekerja bangunan ruko yang meninggal tersebut adalah Kasiran dan Kadori.
Hingga saat ini, kata Mujiono, dari 14 pekerja yang dinyatakan hilang dan diduga tertimbun di retuntuhan ruko, sudah empat orang yang berhasil ditemukan, dua diantaranya meninggal dunia dan dua lainnya menderita luka-luka dan hingga kini masih dirawat di rumah sakit.
"Dari 14 orang yang dinyatakan terjebak di reruntuhan ruko itu, empat berhasil dievakuasi, dua diantaranya meninggal dunia dan dua menderita luka-luka. Kedua korban terluka yakni Paiman dan Suyaji saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD AW Syahranie Samarinda," kata Mujiono.
Ke-10 pekerja yang diduga tertimbun runtuhan bangunan ruko yakni, Toni, Surani, Deron Pamudi, Abdul Makrub, Toyo, Rudi Surianto, Jono, Sugianto, Jarwo serta Jarno.
Ruko di kompleks perumahan Cendrawasih Permai itu ambruk pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WITA.
Saat itu, terdapat 84 pekerja yang berada di dalam ruko berlantai tiga tersebut, 64 orang berhasil selamat sementara lima orang menderita luka-luka.
Suyanto, salah seorang pekerja yang berhasil diselamatkan mengaku saat kejadian dia bersama rekan-rekannya masih terlelap tidur.
"Tiba-tiba terdengar suara retakan kemudian gedung di bagian depan ambruk. Saya bersama teman-teman langsung menyelamatkan diri namun sejumlah pekerja yang berada di bagian gedung yang ambruk itu langsung tertimbun," kata Suyatno yang mengaku baru dua minggu bekerja sebagai buruh di ruko yang ambruk tersebut.
Kejadian itu, kata dia, berlangsung sekitar pukul 06.00 WITA, saat sebagian pekerja masih terlelap tidur sementara lainnya sudah siap beraktivitas.
Pekerja yang mengaku berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, itu mengaku para buruh yang terjebak di gedung ambruk tersebut diduga tengah terlelap tidur.
"Kebetulan, tempat saya memang di bagian sebelah gedung yang ambruk itu sehingga begitu mendengar ada suara, saya langsung terbangun dan segera berlari. Kemungkinan, mereka yang tertimbun karena masih tertidur," ujar Suyatno.
Pekerja lainnya yang berhasil selamat, Defri (18) juga mengaku berhasil menyelamatkan diri setelah mendengar suara gemuruh.
"Saya baru saja selesai mandi kemudian mendengar suara gemuruh disusul teriakan minta tolong sehingga saya langsung lari ke luar gedung," kata Defri yang mengaku juga berasal dari Tulungagung dan sudah bekerja selama dua bulan di tempat itu.
(A053/M025)
Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: