Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Kementerian ESDM meluncurkan 2nd Human Capital Summit 2025 dalam rangka mendukung program transisi energi menuju net zero emission pada 2060.

Kepala BPSDM ESDM Kementerian ESDM Prahoro Nurtjahyo dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu, mengatakan program transisi energi membutuhkan SDM, yang memiliki kualifikasi serta kemampuan yang memadai untuk memenuhi tuntutan penggunaan teknologi baru dalam rangka transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Menurut dia, BPSDM ESDM senantiasa menekankan pentingnya mempersiapkan SDM yang kompeten secara bertahap menuju transisi energi hijau pada 2060.

"Transformasi tenaga kerja hijau atau green collar workforce dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan sangat bergantung pada hal yang fundamental, yaitu sumber daya manusia. Dalam mempersiapkan SDM yang siap menghadapi transisi energi menuju energi hijau, prioritas utama adalah pendidikan," ujar Prahoro.

Pada Kamis (26/9), BPSDM ESDM mengadakan acara peluncuran 2nd Human Capital Summit 2025, yang bertujuan menyosialisasikan, bekerja sama, dan mempersiapkan kebijakan yang menjadi panduan pengembangan SDM energi, sehingga memberikan arah yang jelas dan strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja, yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan.

Hal pokok lainnya adalah perlunya kolaborasi antarkementerian/lembaga, industri hulu hingga hilir pertambangan migas dan minerba serta pendidikan formal hingga sertifikasi tenaga kerja yang kompeten untuk industri hijau.

Acara tersebut merupakan rangkaian menuju 2nd Human Capital Summit 2025 yang bertema "Accelerate the Transformation of Green Collar Workforces towards Energy Transition in Indonesia".

Hadir sebagai narasumber adalah Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Kepala Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, Wakil Direktur Utama MIND ID, Team Leader for Green Jobs Policies & Partnerships, dan Green Jobs for Social Inclusion & Sustainable Transformation (GESIT Project).
Baca juga: BPSDM ESDM gandeng Pertamedika IHC kelola rumah sakit PPSDM Migas Cepu

Prahoro, dalam sambutan pembukaan saat peluncuran, menambahkan pendidikan saat ini tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap, yang semuanya terintegrasi dalam kualifikasi dan kompetensi.

Lembaga pendidikan dan pelatihan juga perlu dipersiapkan dan diakreditasi untuk mendukung transisi energi, termasuk kebijakan yang mendukung green-collar workforce di masa depan serta peningkatan kapasitas tenaga kerja menuju industri hijau juga harus dipersiapkan.

"Dalam mengembangkan SDM yang berkualitas dan kompeten untuk mencapai transisi energi, BPSDM ESDM telah menyelenggarakan The 1st Human Capital Summit pada 21 Maret 2023 di Jakarta, dengan tema 'Human Capital Development towards Net Zero Emission 2060'," kata Prahoro.

Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menekankan bahwa untuk memastikan keberhasilan transisi energi sesuai target, diperlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk media, akademisi, dan masyarakat.

"Peran serta, kerja sama, dan dukungan dari semua sektor, baik pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, media, maupun masyarakat/NGO, sangat dibutuhkan agar transisi energi dapat terlaksana secara adil dan berkelanjutan, serta mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca," katanya pula.

Kementerian ESDM telah menyusun roadmap mencapai karbon netral pada 2060 yang terdiri atas sejumlah proyek dan teknologi, antara lain carbon capture and storage (CCS) yang ditargetkan 577,62 gigaton, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi penyimpanan karbon terbesar di dunia.

Indonesia memiliki 15 proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS dan carbon capture utilization and storage/CCUS) yang akan mulai beroperasi pada 2030.

Pada 2025, target penurunan emisi sebesar 231,2 juta ton CO2e yang akan dicapai dari kompor listrik, kendaraan listrik, dan motor listrik serta jaringan gas bagi 5,2 juta rumah tangga.

Dimetil eter (DME) sebagai pengganti LPG bagi rumah tangga dan mandatori biodiesel juga akan dijaga sebesar 40 persen.

Kementerian ESDM juga berupaya mengimplementasikan rencana transisi energi Indonesia dengan menyelenggarakan program strategis seperti pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit listrik yang akan dimulai pada 2039 atau lebih cepat.

Pembangunan berbagai energi baru dan terbarukan khususnya panel surya juga akan semakin masif, diikuti turbin angin baik di onshore maupun offshore mulai 2037.
Baca juga: BPSDM Kementerian ESDM tingkatkan kapasitas SDM konservasi energi
Baca juga: BPSDM Kementerian ESDM terus dorong pengembangan teknologi CCS/CCUS