Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan dalam gelaran Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) in Conjunction with Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2024 turut membahas soal transformasi penyelenggaranya kegiatan yang mengedepankan aspek berkelanjutan.

“Dan kita akan bicara soal transformasi penyelenggaraan event ke sustainability,” ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf Vinsensius Jemadu di Jakarta, Rabu.

Dengan mengusung isu tersebut, Vije sapaan akrabnya meyakini gelaran-gelaran di Indonesia mampu mengarah ke konsep yang lebih ramah lingkungan.

“Termasuk Indonesia ini adalah betul-betul berbasis green event. Jadi pilar-pilar keberlanjutan seperti aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan itu betul-betul menjadi perhatian utama dari setiap penyelenggaraan event,” katanya.

Hingga kini, lanjut dia, pihaknya telah menyiapkan panduan penyelenggaraan green event yang bekerja sama dengan Jejakin.com untuk merekam carbon footprint offset di beberapa wilayah yang meliputi Jakarta, Bali dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Dan kompensasi apakah nanti penanaman pohon atau mangrove dan lain-lain. Tapi ang jelas bahwa kita harus sudah mulai dengan kalkulasi carbon of saving seperti apa,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan kampanye bertajuk Keep The Wonder dalam upaya menggarap lebih serius pariwisata berkualitas dan ekonomi kreatif berkelanjutan.

“Di tengah tren global pariwisata berkelanjutan, Indonesia menekankan bahwa pariwisata berkelanjutan bukan sekadar tren, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap keberlangsungan alam dan lingkungan,” kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya.

Kampanye ini hadir untuk menghadapi tantangan di sektor pariwisata Indonesia yang semakin mengedepankan kualitas, pengalaman yang lebih baik, kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, pembangunan ekonomi lokal, serta pengembangan sosial budaya yang inklusif.

Baca juga: Pemerintah sebut SEABEF-WITF gelaran sektor pariwisata terbesar