Saat itu, pengunjung Trafalgar Square cukup ramai, sekitar 20.000 orang datang ke sana dari berbagai negara; tentu banyak juga warga Indonesia yang datang pada hajatan promosi Indonesia yang digagas Usya Soeharjono, wanita pengusaha nasional.
Mia tampil atraktif dengan kecantikan khas Indonesia-nya, juga dengan kebolehannya memberi atmosfer tersendiri di alun-alun penting di Eropa itu. Bagaimana rasanya jadi pusat sorotan massa aneka bangsa itu, Mia?
"Rasanya bangga dan terharu bisa menyerukan kalimat itu di tengah ribuan penonton Trafalgar Square, simbol kemenangan Inggris melawan armada perang Napoleon ini," ujar Mia, Senin siang.
Satu hal juga yang membuat dia makin memesona, karena dia sangat mahir menggesek biola membawakan berbagai jenis lagu secara rancak dan melodius. Dia juga anggota Violet, tiga perempuan artis biola Indonesia yang makin mengemuka di kancah musik.
Walau tidak bisa disama-samakan persis, namun untuk bisa membayangkan format berkesenian Violet, bisalah menengok sejenak penampilan Bond, juga dengan gesekan biolanya.
Bedanya, Violet yang terdiri Ava Victoria, Mia, dan Cecilia Dhita, juga melantunkan lagu-lagunya dengan komposisi harmonis. Terakhir, mereka melundurkan single kedua mereka, Kehilanganmu.
Berada persis di depan National Gallery, dan tidak jauh dari Istana Buckingham dan statsiun Charing Cross, Trafalgar Square menjadi destinasi wajib bagi para wisatawan baik mancanegara maupun domestik Inggris Raya.
Nach, di titik yang sangat strategis, prestisius, dan kondang itulah Hello Indonesia digelar.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb --saat itu merayakan ulang tahunnya-- mengakui promosi Indonesia di Trafalgar Square itu baru pertama kali digelar sejak Indonesia membuka secara resmi perwakilannya di London, 50 tahun lalu.
Mia berujar, Hello Indonesia di Trafalgar Square ini sudah lama dia tunggu sebagai pengisi acara. Tentu juga oleh warga Indonesia dan banyak lagi di sana.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb --saat itu merayakan ulang tahunnya-- mengakui promosi Indonesia di Trafalgar Square itu baru pertama kali digelar sejak Indonesia membuka secara resmi perwakilannya di London, 50 tahun lalu.
Mia berujar, Hello Indonesia di Trafalgar Square ini sudah lama dia tunggu sebagai pengisi acara. Tentu juga oleh warga Indonesia dan banyak lagi di sana.
Dia berkisah tentang "perjalanannya" ke Hello Indonesia di Trafalgar Square itu. Mulanya, dia dihubungi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengisi acara.
Mia pun tidak sabar menunggu, "Satu hal yang saya ditunggu-tunggu ," ujar gadis berkulit sawo matang usia 28 tahun itu.
Mia mengaku, ia berangkat sebagai perwakilan dari Putri Batik Nusantara yang diselenggarakan Ikatan Pencinta Batik Nusantara bekerjasama dengan kementerian itu, serta sebagai pengisi acara selain juga artis biola.
Di atas panggung Mia pun menyapa penonton dan mengatakan, biola yang dimainkan dia juga dihiasi motif batik. Bicara batik, dunia telah mengakui produk budaya Indonesia itu sebagai kekayaan dunia dari nusantara.
Mia mengaku, ia berangkat sebagai perwakilan dari Putri Batik Nusantara yang diselenggarakan Ikatan Pencinta Batik Nusantara bekerjasama dengan kementerian itu, serta sebagai pengisi acara selain juga artis biola.
Di atas panggung Mia pun menyapa penonton dan mengatakan, biola yang dimainkan dia juga dihiasi motif batik. Bicara batik, dunia telah mengakui produk budaya Indonesia itu sebagai kekayaan dunia dari nusantara.
Begitulah, dengan biola bermotif batiknya itu dia melantunkan lagu-lagu nusantara dan juga lagu Barat yang cukup populer, Viva la vida dari Coldplay.
Hello Indonesia, selain menghadirkan artis Indonesia, juga dihadirkan berbagai produk budaya nasional, selama sehari penuh sejak pukul 10.00-18.00 GMT.
"Ini adalah kali pertama saya ke London, dan saya sangat berbahagia karena tujuan perjalanan kali ini memperkenalkan budaya dan keramah tamahan Indonesia pada masyarakat London," ujar Mia.
Dikatakan dia, sebagai putri batik bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Indonesia London yang dipandu Haikal Anggoro, membimbing pengunjung berbatik; berolah canting dengan malam-nya pada kain.
Selama lima hari di London, Mia mengenakan busana batik karya perancang ternama Indonesia. "Untuk tampil di panggung saya mengenakan kebaya dan kain batik karya designer Anne Avantie, dan juga kebaya karya Adi Mulyadi untuk membatik," kata dia.
"Selain itu saya juga mengenakan karya Afif Syakur dan karya pengrajin daerah yang tergabung di UKM galeri SMESCO Indonesia, " ujar Mia.
Kira-kira, apa yang paling menggetarkan hati Mia selama ada di panggung di Trafalgar Square itu?
"Menyanyikan lagu-lagu nusantara di tengah 30.000 pengunjung yang dengan rela hati turut melambaikan tangan dan bernyanyi bersama. Semua orang, bukan cuma orang Indonesia," kata dia.
"Beberapa warga Indonesia menitikkan air mata saat saya membawakan Indonesia Pusaka," ujar Mia.
"Beberapa warga Indonesia menitikkan air mata saat saya membawakan Indonesia Pusaka," ujar Mia.
Masih lagi ada lagu Batak, Horas Indonesia, karya Dhany Nugraha, dan lagu Papua, Sio Ugude, karya Ronald Wilson. Dia berkolaborasi instrumental dengan angklung dan sasando.
Penampilannya ditutup dengan duet vokal-violin dan sasando untuk Bengawan Solo karya Gesang dan Viva la vida (Coldplay) yang disambut meriah warga London.