Bos Emirates heran jet tempur tak cegat MH370
3 Juni 2014 15:57 WIB
Helikopter maritim Tentara Pembebasan Rakyat China turut digelarkan untuk memburu objek-objek diduga puing pesawat Boeing B-777-200ER Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang hilang. (Reuters)
Sidney (ANTARA News) - Bos Emirates Airline, Tim Clark, heran mengapa tidak ada pesawat tempur yang mencegat Boeing B-777-200ER Malaysia Airlines penerbangan MH370 ketika pesawat itu menyimpang dari rute asli penerbangannya.
Clark mengatakan, informasi mengenai MH370 itu diperlukan sebelum industri penerbangan mengubah prosedur penjejakkan pesawat.
Bos Emirates itu berkata kepada The Australian Financial Review pada konferensi tahunan di Doha, MH370 semestinya dicegat pesawat tempur jika terbang menyalahi rutenya di atas negara lain.
"Jika Anda terbang dari London ke Oslo dan kemudian di atas Laut Utara Anda berbelok mengarah ke barat ke Irlandia, dalam dua menit Anda akan dikelilingi (pesawat tempur) Tornado, Eurofighter, dan sejenisnya," kata dia.
Komentarnya ini disampaikan menyusul konferensi Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengenai cara meningkatkan pelacakkan pesawat terbang melalui transmisi data penerbangan dan teknologi untuk memonitor pergerakan pesawat.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) juga membentuk kelompok kerja guna mengeksplorasi metode pelacakkan pesawat.
"Dalam pandangan saya, kita semua tertarik masuk ke pusaran bahwa 'kita mesti mengungkapkan hal ini'," kata Clark.
Dia mengibaratkan upaya menyempurnakan metode pelacakan pesawat setelah misteri MH370 sebagai berusaha mencegah sesuatu terjadi ketika semuanya telah terjadi.
"Kita perlu tahu lebih banyak mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat ini dan melakukan analisis forensik detik demi detik. Saya kira kita akan menyingkapkannya dan sampai ke pokok masalah,” kata Clark seperti dikutip AFP.
Sementara itu CEO IATA, Tony Tyler, menyatakan hilang tanpa jejak pesawat terbang seperti MH370 adalah hal aneh dalam sejarah penerbangan modern. "Jangan terjadi lagi," kata dia.
IATA, kata dia, melangkah lebih jauh melalui Proyek Manajemen Data Penerbangan Global yang akan menyediakan sumber data paling besar bagi operasionalisasi penerbangan dunia.
"Fokus sekarang adalah menjejak pesawat terbang ketimbang menyajikan data seketika karena Anda cuma akan berakhir dengan sejumlah data, jika yang terakhir itu yang Anda pilih," kata Tyler seperti dikutip The Age.
Clark mengatakan, informasi mengenai MH370 itu diperlukan sebelum industri penerbangan mengubah prosedur penjejakkan pesawat.
Bos Emirates itu berkata kepada The Australian Financial Review pada konferensi tahunan di Doha, MH370 semestinya dicegat pesawat tempur jika terbang menyalahi rutenya di atas negara lain.
"Jika Anda terbang dari London ke Oslo dan kemudian di atas Laut Utara Anda berbelok mengarah ke barat ke Irlandia, dalam dua menit Anda akan dikelilingi (pesawat tempur) Tornado, Eurofighter, dan sejenisnya," kata dia.
Komentarnya ini disampaikan menyusul konferensi Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengenai cara meningkatkan pelacakkan pesawat terbang melalui transmisi data penerbangan dan teknologi untuk memonitor pergerakan pesawat.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) juga membentuk kelompok kerja guna mengeksplorasi metode pelacakkan pesawat.
"Dalam pandangan saya, kita semua tertarik masuk ke pusaran bahwa 'kita mesti mengungkapkan hal ini'," kata Clark.
Dia mengibaratkan upaya menyempurnakan metode pelacakan pesawat setelah misteri MH370 sebagai berusaha mencegah sesuatu terjadi ketika semuanya telah terjadi.
"Kita perlu tahu lebih banyak mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat ini dan melakukan analisis forensik detik demi detik. Saya kira kita akan menyingkapkannya dan sampai ke pokok masalah,” kata Clark seperti dikutip AFP.
Sementara itu CEO IATA, Tony Tyler, menyatakan hilang tanpa jejak pesawat terbang seperti MH370 adalah hal aneh dalam sejarah penerbangan modern. "Jangan terjadi lagi," kata dia.
IATA, kata dia, melangkah lebih jauh melalui Proyek Manajemen Data Penerbangan Global yang akan menyediakan sumber data paling besar bagi operasionalisasi penerbangan dunia.
"Fokus sekarang adalah menjejak pesawat terbang ketimbang menyajikan data seketika karena Anda cuma akan berakhir dengan sejumlah data, jika yang terakhir itu yang Anda pilih," kata Tyler seperti dikutip The Age.
Penerjemah: Ade P Marboen
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: