Jakarta (ANTARA) -
Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) ke-9 Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dan bersepakat untuk memperkuat pemajuan Budaya Melayu di kedua negara serumpun ini.

"MABMI memandang tinggi usaha yang digerakkan oleh Datuk Seri Ismail Sabri sebelum dan semasa PM Malaysia hingga hari ini. Kami menilai Pak Ismail Sabri seorang pejuang Bahasa Melayu," ujar Ketua Umum PB MABMI OK Saidin, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

OK Saidin mengatakan Datuk Seri Ismail telah berupaya dalam pemajuan budaya, antara lain mempromosikan Bahasa Melayu saat berpidato resmi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 24 September 2022.

"Ini tidak saja menjadi sejarah, tapi juga membanggakan warga Melayu," kata OK Saidin.

Baca juga: Festival Budaya Melayu ke-13 libatkan komunitas Melayu negara tetangga

Ismail Sabri, menurut OK Saidin, juga gigih mendorong Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN. Pasalnya, ada sekitar 350 juta rakyat di negara kawasan ini menggunakan Bahasa Melayu dalam berkomunikasi.

"Di forum ASEAN, para pemimpin Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia, begitu juga Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. Bahasa ini juga digunakan warga Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan di sejumlah negara ASEAN lainnya. Akar bahasa negara-negara itu sama yakni Melayu," ujar OK Saidin.

Dalam pertemuan dengan Ismail Sabri tersebut, OK Saidin yang didampingi pengurus PB MABMI, antara lain Asro Kamal Rokan, Datuk Adil Fredy Haberham, Azrin Naim, dan Faris Saleh Bashel, memberikan cenderamata berupa sepasang kain songket tenunan khas Batu Bara.

Sementara itu Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan MABMI telah memainkan peranan penting dalam melestarikan Budaya Melayu di Indonesia.

Baca juga: Konsulat Indonesia ikuti festival budaya Melayu Day di Thailand

"Usaha MABMI tidak saja tertumpu untuk memperkuat Budaya Melayu, tetapi juga melintasi aspek ekonomi dan pendidikan. Kita dapat berbagi pemikiran dalam memperkasakan Bahasa Melayu secara internasional," kata dia.

MABMI yang didirikan pada 1971 adalah lembaga sosiokultural tempat berhimpunnya masyarakat Melayu Indonesia. Adapun tujuannya mengangkat, memelihara, dan mengembangkan adat kebudayaan Melayu.

Cabang MABMI tersebar hampir di seluruh Indonesia, termasuk Perwakilan MABMI Malaysia yang dilantik pada 27 September 2024 di Kuala Lumpur.
Baca juga: Menteri PMK harap budaya Melayu Kepri jadi ekskul wajib di sekolah