Presiden: nampaknya pers telah terbelah hadapi pilpres
3 Juni 2014 14:54 WIB
Rakornas Pilpres 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Wapres Boediono (kedua kanan) dan Mendagri Gamawan Fauzi (kedua kiri) bersiap memukul gong saat membuka rakornas dalam rangka pemantapan pelaksanaan Pemilu presiden dan wapres di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jabar, Selasa (3/6). Rakornas guna mensukseskan pilpres pada 9 Juli 2014. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ()
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pers kini terbelah dalam menghadapi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.
"Dalam Pilpres 2014 ini nampaknya, mungkin saya salah, tapi ini bacaan saya, pers dan media kita sudah terbelah. Coba simak, yang paling mudah simak Metro TV dan simak TV One," kata Presiden Yudhoyono dalam rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014, di Sentul, Bogor, Selasa disambut tawa dan senyuman para hadirin.
Rapat koordinasi tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pemilihan presiden yaitu gubernur, bupati dan wali kota, pangdam, kapolda, pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Mabes TNI, Kejaksaan Agung, Mabes Polri, pengurus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan panwaslu kabupaten dan kota seluruh Indonesia, serta institusi terkait.
Presiden menegaskan, pers dan media merupakan milik publik dan membela kepentingan publik. Untuk itu, Presiden mengaharapkan agar pers dalam memberitakan tetap akurat dan konstruktif, adil dan berimbang.
"Mudah diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan oleh teman-temen pers dan pemilik media," kata Presiden Yudhoyono.
Sebagai penyebar informasi kepada rakyat, pers menjadi jendela informasi yang akan ditengok masyarakat dan menjadi nilai yang akan diterima. Untuk itu Presiden mengatakan, dirinya tidak akan berhenti bersuara mengkritisi pers.
"Meskipun nanti saya tidak menjadi presiden lagi, agar pers kita betul-betul adil dan berimbang, akurat dan konstruktif, " tambahnya.
Presiden menegaskan, pers merupakan bagian penting dalam menyukseskan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. (*)
"Dalam Pilpres 2014 ini nampaknya, mungkin saya salah, tapi ini bacaan saya, pers dan media kita sudah terbelah. Coba simak, yang paling mudah simak Metro TV dan simak TV One," kata Presiden Yudhoyono dalam rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014, di Sentul, Bogor, Selasa disambut tawa dan senyuman para hadirin.
Rapat koordinasi tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pemilihan presiden yaitu gubernur, bupati dan wali kota, pangdam, kapolda, pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Mabes TNI, Kejaksaan Agung, Mabes Polri, pengurus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan panwaslu kabupaten dan kota seluruh Indonesia, serta institusi terkait.
Presiden menegaskan, pers dan media merupakan milik publik dan membela kepentingan publik. Untuk itu, Presiden mengaharapkan agar pers dalam memberitakan tetap akurat dan konstruktif, adil dan berimbang.
"Mudah diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan oleh teman-temen pers dan pemilik media," kata Presiden Yudhoyono.
Sebagai penyebar informasi kepada rakyat, pers menjadi jendela informasi yang akan ditengok masyarakat dan menjadi nilai yang akan diterima. Untuk itu Presiden mengatakan, dirinya tidak akan berhenti bersuara mengkritisi pers.
"Meskipun nanti saya tidak menjadi presiden lagi, agar pers kita betul-betul adil dan berimbang, akurat dan konstruktif, " tambahnya.
Presiden menegaskan, pers merupakan bagian penting dalam menyukseskan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. (*)
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: