Malang (ANTARA) - Tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan teknologi smart farming berbasis IoT agriculture pada solar dryer portabel kopi untuk petani kopi di Desa Harjokuncaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ketua Tim, Aisyah Fatma Salsabila dalam keterangannya di Malang, Rabu, mengemukakan program ini mengusung konsep smart farming berbasis Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas setelah panen kopi di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, yang memiliki potensi besar di bidang perkebunan kopi.

"Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan solusi modern kepada para petani di desa tersebut dalam mengoptimalkan proses pengeringan kopi menggunakan teknologi solar dryer portable," kata Aisyah.

Dalam program ini, katanya, tim himpunan mahasiswa teknologi pangan UMM mengintegrasikan teknologi IoT ke dalam sistem pengolahan kopi, khususnya pada tahap pengeringan.

Solar dryer portabel yang dikembangkan dilengkapi dengan sensor-sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban udara, kemudian mengirimkan data tersebut secara real time kepada petani melalui perangkat ponsel.

"Dengan teknologi ini, petani dapat mengetahui kondisi cuaca dan tingkat pengeringan kopi mereka tanpa harus memantau secara manual. Jika ada perubahan suhu yang tidak sesuai, mereka dapat langsung menyesuaikan, sehingga kualitas kopi yang dihasilkan lebih terjaga," kata Aisyah.

Aisyah menambahkan program ini sejalan dengan perkembangan era Society 5.0, dimana teknologi tidak hanya digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

"Kami ingin membantu petani kopi di Desa Harjokuncaran untuk menghadapi tantangan di era digital ini," katanya.

Berkat inovasi smart farming ini, mereka lolos program penguatan kapasitas organisasi kemahasiswaan (Ormawa) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.

Dalam pelaksanaannya, mereka bekerja sama dengan mahasiswa teknik mesin dan informatika UMM.

Aisyah dan timnya berharap implementasi teknologi smart farming ini dapat menjadi model yang diterapkan di daerah lain yang memiliki potensi serupa, apalagi program tersebut dinilai berhasil dan memudahkan para petani kopi.

"Dengan dukungan penuh dari universitas dan Kemendikbudristek, kami optimistis program pengabdian kami akan memberikan dampak positif bagi para petani kopi serta berkontribusi dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa baru UMM didorong jadi generasi pelopor penyelamatan bumi
Baca juga: Universitas Brawijaya latih petani olah kulit kopi jadi pupuk organik
Baca juga: Petani di Malang dilatih produksi kerupuk kopi hingga masker kopi