So'e, TTS (ANTARA) - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa bendungan Temef yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo mampu menyediakan air baku dengan kapasitas 131 liter per detik.

“Bendungan Temef direncanakan menyediakan air baku untuk masyarakat di dua Kabupaten yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara,” kata Dirjen SDA Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia saat ditemui di bendungan Temef, Rabu.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan pemanfaatan bendungan Temef yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (2/10).

Bob menjelaskan bahwa bendungan yang dibangun dapat mengaliri irigasi seluas 4.500 hektare, serta mereduksi banjir seluas 3.750 hektare dan meningkatkan indeks pertanaman dari semula 150 persen menjadi 250 persen.

“Manfaat langsung lainnya adalah pengendalian banjir. Kalau untuk irigasi, sudah ada saluran eksisting yang sudah fungsional, ada irigasi potensial dan pasti akan kita lanjutkan. Kita perlu optimalkan fungsi bendungannya,” jelas Dirjen Bob.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Fernando Rajagukguk menjelaskan, Bendungan Temef ini merupakan bendungan terbesar yang telah dibangun di Provinsi NTT. Sehingga, diharapkan keberadaannya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Ke depannya, harapan kami Bendungan Temef dapat dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk peningkatan produktivitas pertanian, dan suplai air baku bagi masyarakat. Dan juga dapat mengendalikan genangan banjir yang juga kerap terjadi,” harap Fernando.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa di NTT saat ini sudah ada empat bendungan yang sudah selesai dibangun pada kurun 2015-2024 yang berfungsi untuk mengatasi kekeringan di NTT.

Empat bendungan itu antara lain, bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Temef yang baru diresmikan.

Kemudian pada tahun berikutnya, masih ada dua bendungan lagi yang akan diselesaikan oleh Kementerian PUPR, yaitu Bendungan Manikin dan Bendungan Lambo di Mbay, Kabupaten Nagekeo.

"Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikannya, mudah-mudahan bisa tahun depan,” ujar Dirjen Bob.

Bendungan Temef dibangun selama tujuh tahun mulai tahun 2017 hingga 2024. Dengan luas genangan 299 ha, Bendungan Temef bisa menampung air 45 juta meter kubik.

Menurut Presiden Jokowi, setelah Bendungan Temef selesai dibangun, maka airnya akan segera terisi dan diperkirakan mencapai 100 persen pada Januari 2025.

“Jadi Pak Bupati manfaatkan betul Bendungan Temef ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat kita di Timor Tengah Selatan dan juga masyarakat sekitarnya,” pesan Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi nilai air jadi kunci kemakmuran di NTT.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Bendungan Temef di NTT
Baca juga: Jokowi kunjungi Pasar Kefamenanu, cek harga pangan dan berpamitan