Jakarta (ANTARA) - Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober di Indonesia mengingatkan masyarakat akan peristiwa Gerakan 30 September (G30S) / Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, dimana ideologi Pancasila dijadikan landasan untuk melawan upaya yang ingin merongrong kedaulatan negara.

Peringatan ini menjadi pengingat pentingnya mempertahankan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara serta mengandung makna yang dalam bagi ketahanan nasional. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia berperan penting dalam memperkuat identitas, nilai, dan moral bangsa.

Dalam konteks ketahanan nasional, Pancasila menjadi fondasi bagi stabilitas politik, sosial, dan ekonomi yang diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Ketahanan nasional adalah kemampuan suatu negara untuk mengatasi berbagai ancaman, baik militer maupun non-militer, yang dapat mengganggu eksistensi, kedaulatan, dan integritas bangsa. Ketahanan ini meliputi aspek-aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, serta keamanan.

Pancasila yang terdiri dari lima sila menawarkan kerangka moral dan etika bagi masyarakat Indonesia. Sila-sila tersebut mengandung nilai-nilai yang mendukung ketahanan nasional.

Sila Pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", menumbuhkan spiritualitas dan kesadaran akan pentingnya moral dalam berbangsa.

Sila Kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan menciptakan keadilan sosial.

Sila Ketiga, "Persatuan Indonesia", mengutamakan kebersamaan dan toleransi di antara berbagai suku, agama, dan budaya.

Sila Keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan", menekankan pentingnya demokrasi dan partisipasi masyarakat.

Sila Kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", berfokus pada distribusi kesejahteraan yang merata.

Penelitian oleh Widodo (2021) menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di masyarakat, yang secara langsung berkontribusi pada stabilitas nasional.

Hasil studi tersebut menemukan bahwa masyarakat yang memiliki pemahaman yang kuat tentang Pancasila cenderung lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik.


Makna Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila menekankan pada keberhasilan dan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dalam melenyapkan paham komunisme yang berusaha diterapkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) melalui kudeta pada tanggal 30 September 1965 yang kemudian dikenal dengan peristiwa G30S PKI. Dalam peristiwa tersebut, Pancasila menjadi benteng untuk melawan ideologi yang ingin merongrong eksistensi bangsa.

Masyarakat Indonesia umumnya pada hari itu menaikkan bendera setengah tiang pada tanggal 30 September sebagai bentuk penghormatan kepada para perwira tinggi militer yang telah gugur dalam peristiwa G30S PKI dan bendera satu tiang penuh pada tanggal 1 Oktober.

Peringatan ini memiliki makna simbolis sebagai komitmen untuk menjaga Pancasila sebagai ideologi negara yang tidak hanya relevan pada masa lalu, tetapi juga penting untuk tetap menjadi pijakan bersama di masa kini dan mendatang.

Dalam konteks ketahanan nasional, Hari Kesaktian Pancasila dapat dipahami sebagai momentum untuk memperkuat identitas bangsa. Dengan memahami dan menghayati Pancasila, masyarakat akan lebih merasa memiliki bangsa ini, yang berujung pada penguatan nasionalisme.

Hari Kesaktian Pancasila juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan yang mendukung pengembangan Pancasila sebagai nilai dasar dalam pengambilan keputusan publik.

Selain itu, peringatan tersebut juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk bersama-sama menghadapi dampak buruk globalisasi. Pancasila sebagai dasar negara dapat menjadi penangkal terhadap pengaruh negatif dari globalisasi yang sering mengikis nilai-nilai luhur lokal yang dimiliki bangsa ini.

Teori ketahanan nasional yang diajukan oleh Nasution (1984) menekankan bahwa ketahanan suatu negara tidak hanya ditentukan oleh aspek militer, tetapi juga oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks ini, Pancasila berfungsi sebagai social glue atau pengikat sosial yang mengikat berbagai elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan.



Implementasi Nilai Pancasila

Untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah perlu dioptimalkan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Suhendar (2020) yang menunjukkan bahwa pendidikan yang berbasis Pancasila dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan generasi muda.

Terkait pembangunan ekonomi berbasis Pancasila, pengembangan ekonomi yang mengedepankan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat merupakan implementasi sila kelima Pancasila. Ini dapat dilakukan melalui program-program ekonomi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengurangan kesenjangan ekonomi.

Masyarakat yang majemuk membutuhkan dialog antarbudaya yang didasarkan pada prinsip-prinsip Pancasila. Penelitian oleh Rakhmawati (2022) menunjukkan bahwa dialog ini mampu mengurangi konflik sosial dan meningkatkan toleransi di antara berbagai kelompok masyarakat.

Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna yang sangat penting dalam konteks ketahanan nasional. Pancasila sebagai dasar negara bukan hanya simbol, tetapi juga menjadi pedoman yang dapat mempersatukan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya merayakan hari bersejarah ini, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa.

Pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila seharusnya menjadi momen refleksi dan komitmen untuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila demi ketahanan dan kemajuan bangsa Indonesia

*) Lucky Akbar adalah ASN pada Kementerian Keuangan RI