55 orang tewas, 156 terluka dalam 24 jam serangan Israel di Lebanon
2 Oktober 2024 07:31 WIB
Setidaknya 55 orang tewas dan 156 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di banyak kota dan desa Lebanon pada Selasa (1/10/2024), menurut pusat darurat Kementerian Kesehatan Lebanon. (ANTARA/Anadolu/py)
Moskow (ANTARA) - Setidaknya 55 orang tewas dan 156 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di banyak kota dan desa Lebanon pada Selasa (1/10), menurut pusat darurat Kementerian Kesehatan Lebanon.
"Dalam 24 jam terakhir, 55 orang tewas dan 156 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di kota-kota dan desa-desa di Lebanon Selatan, Nabatieh, Beqaa, Baalbek-Hermel, dan Gunung Lebanon," tulis pernyataan kementerian tersebut.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah dimulainya operasi militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Pada Senin (30/9), Israel mengumumkan dimulainya operasi militer darat terbatas di Lebanon Selatan, dan dilaporkan tanpa rencana untuk menduduki wilayah tersebut secara permanen.
Operasi militer darat terbatas itu dilakukan setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan dan timur Lebanon, yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan di Beirut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: PBB: Invasi Israel ke Lebanon bisa sebabkan penderitaan besar
Baca juga: PBB tidak ingin melihat invasi darat apa pun di Lebanon
Baca juga: Biden serukan gencatan senjata, Israel siapkan serbuan ke Lebanon
Baca juga: AS tegaskan dukungan dalam operasi Israel di perbatasan Lebanon
Baca juga: Serangan udara Israel di Lebanon paksa ribuan orang mengungsi
Baca juga: UNHCR: 100.000 ribu warga menyelamatkan diri dari Lebanon ke Suriah
Baca juga: Iran tuntut tanggung jawab AS atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Baca juga: Ratusan orang dievakuasi ke Turki di tengah serangan Israel ke Lebanon
"Dalam 24 jam terakhir, 55 orang tewas dan 156 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di kota-kota dan desa-desa di Lebanon Selatan, Nabatieh, Beqaa, Baalbek-Hermel, dan Gunung Lebanon," tulis pernyataan kementerian tersebut.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah dimulainya operasi militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Pada Senin (30/9), Israel mengumumkan dimulainya operasi militer darat terbatas di Lebanon Selatan, dan dilaporkan tanpa rencana untuk menduduki wilayah tersebut secara permanen.
Operasi militer darat terbatas itu dilakukan setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan dan timur Lebanon, yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan di Beirut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: PBB: Invasi Israel ke Lebanon bisa sebabkan penderitaan besar
Baca juga: PBB tidak ingin melihat invasi darat apa pun di Lebanon
Baca juga: Biden serukan gencatan senjata, Israel siapkan serbuan ke Lebanon
Baca juga: AS tegaskan dukungan dalam operasi Israel di perbatasan Lebanon
Baca juga: Serangan udara Israel di Lebanon paksa ribuan orang mengungsi
Baca juga: UNHCR: 100.000 ribu warga menyelamatkan diri dari Lebanon ke Suriah
Baca juga: Iran tuntut tanggung jawab AS atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Baca juga: Ratusan orang dievakuasi ke Turki di tengah serangan Israel ke Lebanon
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: