Makassar (ANTARA) - Ideologi Pancasila merupakan landasan dalam merawat keberagaman yang dapat menangkal konflik, sehingga ideologi itu masih relevan dengan kondisi saat ini.

"Itu terbukti dari seringkali Indonesia menghadapi tantangan ideologi dan ancaman radikalisme atau paham intoleransi, termasuk kemunculan gerakan ekstremis yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan lagi-lagi Pancasila dapat memperlihatkan kesaktiannya," kata Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Hurriah Ali Hasan di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, ancaman seperti itu tidak jauh berbeda dengan tantangan gerakan G30S/PKI, karena merongrong ketentraman masyarakat.

Pasalnya, lanjut dia, meski masyarakat Indonesia sudah berpikiran maju dan plural, tantangan kemajemukan suku, agama dan golongan masih cukup tinggi dan berpotensi memecah belah kehidupan bermasyarakat.

Namun ideologi Pancasila dapat mencegah terjadinya potensi-potensi konflik tersebut, karena prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi bagian penting dalam Pancasila dapat menjadi landasan untuk merawat keberagaman tersebut.

Dalam Pancasila, menjelaskan sasaran pembangunan masyarakat yang berkeadilan sosial. Selama ini, lambang pembangunan masyarakat dalam Garuda Pancasila, belum sepenuhnya diwujudkan dan dinikmati secara merata.

Dengan hari Kesaktian Pancasila, Indonesia harusnya dapat mengevaluasi perkembangan yang ada, dan berupaya mengembalikan semangat kebangsaan nasional sesuai dengan amanat UUD 1945

Sementara itu, Dr Hadawiah Hatita dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mengatakan, Di masa kini, makna Hari Kesaktian Pancasila semakin relevan mengingat kondisi sosial-politik yang terus berubah.

Dia mengatakan, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia bukan lagi dalam bentuk pemberontakan fisik, melainkan dari ancaman ideologis dan disintegrasi sosial melalui radikalisme, intoleransi, serta pengaruh informasi yang terkadang menyesatkan di media sosial yang perlu diliterasi bersama.

Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila di tahun ini, pesan penting yang perlu ditekankan adalah menjaga persatuan, toleransi, dan kebhinekaan di tengah situasi global yang semakin terpolarisasi.

"Nilai-nilai Pancasila, seperti gotong-royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang adil dan beradab, perlu diperkuat di masyarakat sebagai tameng menghadapi tantangan-tantangan kontemporer, termasuk polarisasi politik dan ancaman terhadap demokrasi," katanya.

Pada saat ini Hari Kesaktian Pancasila juga bertepatan pelantikan anggota DPR baru, momen ini juga menjadi kesempatan penting untuk mengingatkan para wakil rakyat akan komitmen mereka terhadap Pancasila sebagai dasar negara.

Sebagai anggota legislatif, mereka diharapkan menjadi pengawal Pancasila dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran.

"Kehadiran mereka di parlemen diharapkan bisa memperkuat kebijakan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan nasional, dan kesejahteraan rakyat," kata Akademisi Ilmu Komunikasi UMI ini.

Dengan dilantiknya 580 anggota DRI RI yang bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila tentu menjadi momentum dan memliki arti tersendiri bagi masyarakat. yang menaruh harapan besar agar legislator yang baru dilantik dapat bekerja secara lebih efektif dan berintegritas, serta mampu menjawab tantangan-tantangan bangsa dengan kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Dia menegaskan, Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang sejarah masa lalu, tetapi juga relevansi ideologi masa kini untuk masa depan Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera.