Mataram (ANTARA News) - 132 warga Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mulai terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebagai dampak dari letusan Gunung Sangiang Api sejak Jumat pekan lalu (30/5).

"Berdasar data dari posko kesehatan Desa Sangiang, tercatat 132 warga setempat mengalami gangguan ISPA setelah menghirup debu vulkanik yang ditaburkan Gunung Sangiang Api," kata Lutfi, pengurus Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Bima yang dihubungi dari Mataram, Senin.

Serangan ISPA ini terjadi setelah abu vulkanik pascameletusnya Gunung Sangiang Api menyebar ke hampir seluruh pelosok desa yang letaknya cukup dekat ke Gunung Sangiang yang berada di pulau kecil Sangiang.

Sebagian dari para penderita itu kini telah dirawat di posko kesehatan yang didirikan dinas kesehatan setempat, ujar Lufti yang tergabung dalam tim relawan RAPI untuk bencana alam Sangiang Api.

Di tempat terpisah, Camat Wera Sulfan Akbar menyebutkan, sebenarnya pemerintah menyediakan tempat mengungsi bagi penduduk, sampai kondisi benar-benar aman, namun penduduk memilih kembali ke rumah dengan alasan ingin menjaga harta dan ternaknya.

Namun, lanjut Sulfan, jika gunung itu meletus kembali, maka penduduk diminta kembali ke tempat pengungsian.

"Warga yang diprioritaskan untuk diungsikan, khususnya yang berasal dari Desa Oi Tui, Tadei, Sangiang Barat dan Pai, karena jarak desa dengan pusat letusan hanya sekitar 4-5 kilometer. Sayangnya meski telah disediakan tempat pengungsian, sebagian warga ada yang memilih mengungsi ke rumah saudara atau kerabatnya," kata dia.

Gunung Sangiang Api yang terletak di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, meletus pertama kali Jumat pekan lalu (30/5) dan terulang kembali keesokan harinyA di mana terjadi letusan dua kali pukul 01.30 WITA dan 10.42 WITA.

Letusan gunung setinggi 1.842 meter di atas permukaan air laut itu sempat mencapai ketinggian 3.000 meter, sehingga abu vulkanik sempat mencapai wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.