Jakarta (ANTARA) - Gerakan Maghrib Mengaji yang bakal diprogramkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Pilkada DKI Jakarta nomor urut 01, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) untuk menguatkan tradisi yang mulai pudar. "Pasangan RIDO ingin mengembalikan nilai-nilai baik yang telah tertanam di masyarakat yang saat ini mulai pudar," kata Juru Bicara RIDO, Ubaidillah di Jakarta, Selasa.

Gerakan itu dilakukan sebagai imbauan, bukan bertujuan untuk menambah beban para pelajar di Jakarta.

"Ini hanya imbauan, tidak ada regulasi yang mengikat. Jadi tak akan ada semacam razia dan sebagainya karena tujuannya bukan untuk menambah beban para pelajar di Jakarta," tuturnya.

Menurut Ubay, panggilan Ubaidillah, para orang tua dulunya sudah membiasakan anak-anaknya kalau Maghrib untuk mengaji.

"Ini hal yang positif ya, apalagi di masa sekarang ketika tantangan eksternalnya untuk ketahanan keluarga lebih besar, imbauan ini menjadi penting untuk dihidupkan kembali," ujarnya.

Baca juga: Ridwan Kamil dapat wejangan khusus dari tokoh Betawi Haji Nuri
Baca juga: RIDO sesalkan perusakan alat peraga kampanye
Dia berharap dengan adanya Gerakan Maghrib Mengaji ini membuat anak-anak tak lagi berkeliaran melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.

"Jadi, mereka lebih baik berada di rumah. Kalau tidak mengaji ya belajar. Saya berharap kepada agama lain untuk membuat kegiatan serupa karena Jakarta sangat heterogen," kata Ubay.

Gerakan Maghrib Mengaji sudah diluncurkan Ridwan Kamil pada 2016 saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Gerakan ini sejatinya bukanlah sebuah program baru karena sejak dulu mengaji di waktu maghrib sudah membudaya di masyarakat.

Kebijakan ini dihadirkan untuk menguatkan tradisi baik yang sudah ada di masyarakat.
Baca juga: Program magrib mengaji mendidik anak